Rabu 18 Jan 2023 19:04 WIB

Pengamat Puji Langkah Ridwan Kamil

Pengamat politik sebut langkah Ridwan Kamil merupakan langkah tepat dan strategis.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bilal Ramadhan
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan keterangan saat konferensi pers di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Rabu (18/1/2023). Pengamat politik sebut langkah Ridwan Kamil merupakan langkah tepat dan strategis.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan keterangan saat konferensi pers di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Rabu (18/1/2023). Pengamat politik sebut langkah Ridwan Kamil merupakan langkah tepat dan strategis.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Langkah Ridwan Kamil memutuskan masuk ke Partai Golkar oleh pengamat dinilai tepat dan strategis bagi kedua belah pihak. Menurut pengamat politik Philips J Vermonte, keputusan Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil ini merupakan langkah strategis dan menguntungkan dilihat dari latar belakang Ridwan Kamil yang teknokratis.

"Karena orang-orang seperti Kang Emil bisa mewarnai bagaimana partai politik melakukan fungsinya. Ada beberapa fungsi; pengawasan, pembuat undang-undang, fungsi perwakilan dan budgeting. Dari empat itu tiga diantaranya fungsi teknoratis," ujar Philips, Rabu (18/1).

Baca Juga

Menurutnya, berdasarkan pengalaman Emil di bidang eksekutif dan juga arsitek maka akan menambah kemampuan Golkar untuk bisa tetap menjadi partai teknokrat sebagaimana awalnya dibentuk oleh golongan karya.

"Jadi seperti natural Kang Emil masuk Golkar, sudah waktunya," katanya.

"Yang kita inginkan adalah partai politik yang kuat, demokratis dan inovatis. Kalau partai tidak diperkuat oleh orang-orang seperti Kang Emil tujuan itu tidak akan tercapai," imbuhnya.

Di sisi lain, kata dia, langkah ini juga tepat bagi karir politik Ridwan Kamil. Philip menilai setelah adanya era otonomi daerah, banyak memunculkan calon pemimpin nasional dari daerah.

"Jokowi itu anak kandungnya desentralisasi,  sebagai presiden buah dari desentralisasi," katanya.

Desentralisasi mendorong masyarakat untuk bisa mengevaluasi mana kepala daerah yang baik atau yang tidak cakap memimpin. Yang baik akan mendapatkan kepercayaan sekaligus penghargaan dari masyarakat meniti karir kepemimpinan.

"Kang Emil gubernur yang demikian, lahir dari otonomi daerah, terpilih sebagai wali kota, kemudian gubernur, ini menambah deretan potensi pemimpin nasional yang datang dari kepala daerah," paparnya.

Berkaitan dengan pemimpin potensial, Philip menilai keputusan Ridwan Kamil berbaju parpol sudah sesuai jalur dan aturan konstitusional terlebih jika ingin ikut kontestasi di level nasional.

Masuk parpol, kata dia, adalah konsekuensi logis saja dari jalurnya Kang Emil sebagai salah satu kepala daerah yang dalam hasil survei cukup solid. Baik sebagai kandidat calon presiden maupun calon wakil presiden.

"Terlebih (masuk Golkar) Kang Emil akan membawa dorongan bagi pemilih di Jawa Barat. Kang Emil populer potensial sebagai vote getter. Jadi hubungan Kang Emil dan Golkar simbiosa dan mutualiasme," katanya.

Philips juga menilai Ridwan Kamil akan mendapat keuntungan dengan masuk Golkar karena bisa ikut mewarnai proses keputusan politik di partai tersebut. Cakap di bidang inovasi dan dekat dengan pemilih muda, akan menjadi warna baru dalam sikap Golkar. Begitu juga dalam proses politik di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

"Golkar pasti menyambut baik dan diuntungkan karena Kang Emil dukungannya kuat sekali berdasarkan survei di Jawa Barat popularitas dan elektabilitasnya tinggi. Di sisi itu dia menambah tingkat bargaining Golkar," katanya.

Sebelumnya, Ridwan Kamil resmi mengumumkan diri masuk menjadi bagian dari Partai Golkar. Pengumuman tersebut disampaikan Ridwan Kamil usai menggelar pertemuan dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Kantor DPP Golkar, Jakarta dan jajaran pengurus Golkar, Rabu (18/1/2023) petang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement