Selasa 17 Jan 2023 15:45 WIB

Kemenhub Perbaiki Landas Pacu Bandara Halim yang Terkelupas

Lanud dan Bandara Halim Perdanakusuma termasuk objek vital.

Ilustrasi landasan Halim Perdanakusuma.
Foto: Antara/HO
Ilustrasi landasan Halim Perdanakusuma.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan, telah selesai memperbaiki landas pacu atau runway sisi selatan Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, yang sebelumnya terkelupas.

"Terkait dengan kondisi landas pacu (runway) di Bandara Halim Perdanakusuma, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara pada hari ini pukul 8.05 WIB, telah menerima info awal adanya pengelupasan aspal di landas pacu sisi selatan," kata Kepala Bagian Kerja Sama Internasional, Humas, dan Umum Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Mokhammad Khusnu melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Setelah menerima laporan tersebut, menurut dia, Ditjen Perhubungan Udara selanjutnya berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk kontraktor untuk perbaikan landasan pacu itu.

"Segera setelah diterima laporan langsung dilakukan pembersihan dan koordinasi antara pihak terkait termasuk kontraktor, khususnya untuk persiapan material dan peralatan untuk perbaikan. Pada pukul 08.45 WIB landas pacu telah kembali beroperasi kembali," ungkap Khusnu.

Atas kerusakan landas pacu tersebut, Ditjen Perhubungan Udara meminta agar semua stakeholder penerbangan selalu mengutamakan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan, serta selalu meningkatkan pelayanan guna kenyamanan para pengguna jasa transportasi udara.

Sebelumnya pada Oktober 2022, saat menghadiri acara peresmian revitalisasi fasilitas di Pangkalan TNI AU (Lanud)/Bandara Halim Perdanakusuma, Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan, Lanud dan Bandara Halim Perdanakusuma termasuk objek vital, namun sebelumnya kurang terawat dengan baik.

"Dari pemetaan kami, setidaknya ada tiga hal pokok yang terjadi di sini. Pertama, runway-nya fragile (rentan) sekali karena mudah terkelupas karena umur, kedua ternyata tata air dari bandara ini tidak baik," kata Budi saat itu.

Masalah ketiga adalah ruang tunggu untuk presiden, wakil presiden, ataupun tamu negara yang kurang layak.

"Tempat di mana presiden dan VVIP yang mestinya premium, kurang dapat bisa merepresentasikan Indonesia sebagai yang besar, karenanya Presiden memerintahkan saya, pada saat itu bulan Desember, enam bulan harus selesai sehingga kita mesti desain, cari operator, dan lainnya dengan diberi alokasi Rp600 miliar," ujar Budi.

Revitalisasi landas pacu dan pekerjaan tata air dapat diselesaikan dalam waktu empat bulan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement