REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjadi satu-satunya partai yang dapat mengajukan calon presiden (capres) sendiri. PDIP memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen.
Namun, Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Lili Romli meyakini bahwa partai berlambang kepala banteng itu akan tetap berkoalisi dengan partai politik lain. Tujuannya, untuk memastikan pemenangan pada kontestasi mendatang.
"Sekarang meski pemilihan langsung oleh rakyat, bukan oleh MPR, koalisi tersebut masih diperlukan buat PDIP, tidak bisa jalan sendiri. Adanya kerja sama dengan partai lain masih signifikan," ujar Romli saat dihubungi, Rabu (11/1/2023).
Saat ini, delapan partai politik lain yang ada di parlemen seakan telah memiliki rencana koalisinya masing-masing. PDIP dinilai dapat menjalin kerja sama politik dengan partai politik lain yang tak lolos ke DPR.
"Kalau jalan sendiri, tidak mengajak partai-partai lain, PDIP akan ditinggalkan oleh partai-partai dan kandidatnya akan dikeroyok. Jika ini terjadi peluang untuk menang menjadi berat, menghadapi banyak kendala, karena banyak musuh," ujar Romli.
Ia sendiri menilai bahwa Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akan menunjuk kadernya sebagai calon presiden (capres). Namun, ia menilai masih adanya perasaan dilematis, sehingga sosok tersebut belum juga diumumkan.