Jumat 06 Jan 2023 13:46 WIB

Ridwan Kamil: Inovasi Mesin Pengolah Bisa Kurangi 30 Persen Sampah

Gubernur Jabar Ridwan Kamil klaim inovasi mesin pengolah kurangi 30 persen sampah.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah truk pengangkut sampai parkir dalam antrean bongkar muat sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Gubernur Jabar Ridwan Kamil klaim inovasi mesin pengolah kurangi 30 persen sampah.
Foto: ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah
Sejumlah truk pengangkut sampai parkir dalam antrean bongkar muat sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Gubernur Jabar Ridwan Kamil klaim inovasi mesin pengolah kurangi 30 persen sampah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyambut baik hadirnya inovasi mesin pengolah sampah hasil karya Kodam III/ Siliwangi. Ridwan Kamil optimistis inovasi pengolahan sampah yang ditemukan oleh Panglima Daerah III/ Siliwangi Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo ini, bila diproduksi secara massal mampu mengurangi produksi sampah di Jabar. 

"Banyak terobosan untuk menyelamatkan lingkungan, kami bangga inovasi datang dari Kodam III/ Siliwangi di bawah arahan dan temuan dari Pak Pangdam," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil usai launching inovasi pengolahan sampah di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (5/1/2023). 

Baca Juga

Saat ini, menurut Emil, produksi sampah per hari di Jabar mencapai 24.790 ton. Dengan bantuan alat pengolah sampah dari Kodam III/ Siliwangi, ia berharap produksi sampah akan berkurang minimal 30 persen.

"Saya berharap dalam hitungan bulan dan tahun ada pengurangan sampah per hari minimal 30 persen dari total 24 ribu ton lebih," katanya. 

Selain dapat mengurai sampah, kata dia, alat pengolah sampah ini  ramah lingkungan dan sampah bisa langsung habis di tempat. Bahkan inovasi ini memiliki nilai ekonomi karena sampah juga bisa dikonversi menjadi bahan bakar. 

"Sampahnya bisa habis di tempat, tapi habisnya tidak mencemari lingkungan melainkan ramah lingkungan, dan punya nilai ekonomi," katanya.

Nilai ekonomi yang dihasilkan dari alat canggih tersebut, kata dia, yaitu sampah diolah menjadi bahan bakar alternatif briket pengganti batu bara. Briket tersebut dibutuhkan oleh banyak industri di Jabar. 

"Ini sampahnya bisa jadi briket, sehingga bersih di lingkungan dan briketnya bisa dijual untuk mengganti batu bara yang biasa dipakai untuk memanaskan mesin atau alat di pabrik-pabrik yang jumlahnya ribuan. Sekitar 60 persen industri di Indonesia adanya di Jabar," paparnya.

Menurutnya, hadirnya inovasi pengolahan sampah ini merupakan bentuk kontribusi anak bangsa terhadap persoalan lingkungan apapun jabatan dan institusinya. 

"Saya kira ini adalah kontribusi setiap anak bangsa apapun jabatan dan institusinya selama cinta Tanah Air kita buktikan apapun masalah bisa diselesaikan, mari kita bersemangat berkontribusi," katanya. 

Untuk itu, Pemprov Jabar akan memproduksi massal alat pengolahan sampah tersebut secara bertahap. "Jadi atas nama Pemprov Jabar saya berterima kasih dan tugas kami akan memperluas inovasi temuan ini menjadi solusi yang masif dalam hitungan waktu yang tidak terlalu lama," kata Emil.

Di tempat yang sama, sang inisiator Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo berharap alat tersebut menjadi alternatif solusi terhadap masalah lingkungan khususnya sampah. 

"Mudah-mudahan ini adalah alternatif solusi bagi persoalan sampah," ujar Kunto. Penemuan alat pengolah sampah tersebut juga, kata dia, sebagai bentuk sumbangsih kepada masyarakat Jabar di awal 2023. 

"Kebahagiaan saya di awal tahun ini menyumbangkan ke masyarakat sebagai partisipasi saya atas persoalan sampah. Mudah-mudahan ini jadi solusi yang baik yang saya inisiasi," ujar Pangdam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement