Jumat 06 Jan 2023 06:15 WIB

2023, Seluruh Catatan Medis Pasien akan Terekam di SATUSEHAT

Melalui platform ini, pasien tidak perlu membawa berkas fisik saat dirujuk ke RS

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Kemenkes terus melakukan transformasi teknologi Kesehatan, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meluncurkan satu platform kesehatan yang digunakan untuk merekam catatan medis pasien secara digital. (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com.
Kemenkes terus melakukan transformasi teknologi Kesehatan, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meluncurkan satu platform kesehatan yang digunakan untuk merekam catatan medis pasien secara digital. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Kemenkes terus melakukan transformasi teknologi Kesehatan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meluncurkan satu platform kesehatan yang digunakan untuk merekam catatan medis pasien secara digital yakni Indonesia Health Services (IHS) yang diberi nama SATUSEHAT.

Melalui platform ini, pasien tidak perlu membawa berkas fisik saat dirujuk ke RS lainnya. Semua data kesehatan pasien telah terintegrasi di PeduliLindungi, menjadi milik pasien dan bisa dicek secara berkala.

Sampai akhir tahun 2022, sebanyak 2.893 (77.04 persen) Puskesmas dan 370 (31 persen) RS di Jawa-Bali telah siap terintegrasi.

“Kita harapkan tahun ini, integrasi SATUSEHAT mulai keluar Jawa-Bali,” ujar Menkes dalam Konferensi Pers secara daring, Kamis (5/1/2023).

Selain SATUSEHAT, Kemenkes juga berhasil meluncurkan Biomedical & Genome Science Initiative (BGSi), sebuah inisiatif nasional untuk mendeteksi potensi penyakit di masa depan secara resmi diluncurkan pada 14 Agustus 2022. Dengan adanya BGSi ini, maka deteksi penyakit akan semakin presisi, sehingga pengobatannya juga semakin akurat.

Dalam implementasinya, BGSi turut melibatkan tujuh rumah sakit vertikal yaitu RSUPN RSCM, RS Pusat Otak Nasional (RS PON), RSPI Sulianto Saroso, RSUP Persahabatan, RS Kanker Dharmais, RSUP Sardjito, hingga RS Prof I.G.N.G. Ngoerah.

Selain fokus pada pemulihan sistem kesehatan nasional, Indonesia turut berupaya memperkuat arsitektur kesehatan global dengan menginisiasi 3 isu penting diantaranya harmonisasi protokol kesehatan global, membangun ketahanan sistem kesehatan dan memperluas manufacturing global dan hub riset untuk pencegahan, kesiapsiagaan dan respons pandemi.

Melalui 3 pertemuan kelompok kerja kesehatan G20 dan 3 side event, G20 bidang kesehatan menghasilkan beberapa deliverables diantaranya meluncurkan pandemic fund dan berhasil mengumpulkan dana 1,4 miliar dolar, mendukung percepatan Pengembangan vaksin, terapeutik dan diagnostik, serta pengakuan sertifikat vaksin bersama untuk mendukung mobilitas masyarakat. Menkes juga mengatakan bahwa berbagai capaian kinerja positif yang telah ditorehkan Kementerian Kesehatan selama tahun 2022, menjadi modal penting untuk bertahan dalam menghadapi tantangan kesehatan di tahun 2023.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement