Jumat 06 Jan 2023 01:36 WIB

Polisi: Alat Mutilasi Wanita Tambun Bukan dengan Golok dari Tulangnya Bergerigi

Polisi belum bisa mengonfirmasi identitas temuan wanita yang dimutilasi.

Rep: Ali Mansur/ Red: Bilal Ramadhan
Ilustrasi garis polisi. Tempat Kejadian Perkara (TKP). Polisi akui alat mutilasi wanita di Tambun bukan dengan golok dari tulang bergerigi.
Foto: said.(Mark Pynes/The Patriot-News via AP
Ilustrasi garis polisi. Tempat Kejadian Perkara (TKP). Polisi akui alat mutilasi wanita di Tambun bukan dengan golok dari tulang bergerigi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menyampaikan pihak penyidik masih menyelidiki identitas mayat perempuan korban mutilasi. Potongan Jasad korban ditemukan dalam dua boks di sebuah kontrakan di Desa Lambangsari, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

"Saat ini sedang melakukan pemeriksaan sero biomolekuler untuk memastikan identitas mayat," ujar Hengki, saat dikonfirmasi, Kamis (5/1/2023).

Baca Juga

Karena itu, Hengki belum bisa memastikan kapan identitas korban dapat terungkap. Sebab tim forensik butuh waktu dalam mengidentifikasi jasad korban. Apalagi korban potongan jasad korban sudah disimpan dalam waktu cukup lama di dalam boks kontainer tersebut.

"Kalau identitas mayat sudah konfirmasi maka kami akan memberikan penjelasan lanjutan secara komprehensif," tutur Hengki.

Penemuan jasad yang belum diketahui identitasnya tersebut berawal dari pencarian seorang laki-laki bernama Ecky Listiyanto (34) atas laporan masyarakat. Kemudian ada informasi bahwa yang bersangkutan ada di kontrakan di daerah Tambun, Bekasi. Lalu sesampainya di kontrakan yang dimaksud, petugas menemukan jasad seorang perempuan yang terpotong di dalam dua boks. 

“Pada saat kita cari di lokasi itu kita mengajak pemilik kos ke dalam, ternyata kita di dalam menemukan suatu hal yang sangat mengejutkan buat kami tim penyelidik. Ternyata di sana ada jenazah dalam dua kontainer,” beber Hengki.

Lanjut Hengki, untuk mengidentifikasi korban, pihaknya melibatkan laboratorium forensik dan kedokteran forensik. Sehingga nantinya dapat ditentukan DNA korban, apakah cocok dengan identitas yang ada temukan di tempat kejadian perkara. Saat ini tim dari dokter forensik Rumah Sakit Sukamto tengah melakukan pemeriksaan atau autopsi terhadap jasad korban tersebut.

“Sampai saat ini kita masih melakukan penyelidikan lanjutan. Artinya kita tidak boleh gegabah bahwa korbannya pasti si A berdasarkan alat bukti yang ketemu di kos-kosan (kontrakan)” kata Hengki.

Dalam mengusut kasus mutilasi ini, menurut Hengki, pihaknya mengedepankan scientific crime investigation. Karena itu penyidik tidak boleh terpaku terhadap pengakuan tersangka saja tapi harus berdasarkan alat bukti. Sehingga bisa ditentukan apa motif, siapa tersangka dan juga siapa korban. Karena itu hingga saat ini penyidik terus mendalaminya.

“Memang ada beberapa hal yang identik dengan hasil penyelidikan kita, misalnya bahwa ini tidak dipotong dengan menggunakan golok. Ternyata benar dari kedokteran forensik awal ternyata kita lihat tulangnya bergerigi,” ungkap Hengki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement