Kamis 05 Jan 2023 22:14 WIB

Cerita Menkes yang Malu Saat Bertemu 'IDI Singapura'

Menkes akui malu dengan jumlah dokter dan spesialis di Singapura

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Budi Gunadi Sadikin mengatakan, saat ini pihaknya akan fokus menambah jumlah dokter, dokter spesialis-sub spesialis dan dokter gigi. Menurut Menkes jumlah dokter maupun dokter spesialis di Indonesia masih kurang dan belum merata.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Budi Gunadi Sadikin mengatakan, saat ini pihaknya akan fokus menambah jumlah dokter, dokter spesialis-sub spesialis dan dokter gigi. Menurut Menkes jumlah dokter maupun dokter spesialis di Indonesia masih kurang dan belum merata.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, saat ini pihaknya akan fokus menambah jumlah dokter, dokter spesialis-sub spesialis dan dokter gigi. Menurut Menkes jumlah dokter maupun dokter spesialis di Indonesia masih kurang dan belum merata.

Mengacu pada standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah dokter yang tepat adalah 1 dokter per seribu penduduk. Perhitungan semacam itu sempat diperdebatkan lantaran dinilai tidak sesuai dengan kebutuhan di Indonesia.

"Di Indonesia dokter spesialis kurang, banyak perdebatan yang menyebut perbandingan dokter 1 berbanding seribu, itu tidak ada basisnya," ungkap Budi dalam Konferensi Pers secara daring, Kamis (5/1/2023).

Dirinya pun mengaku langsung mengecek standar di WHO, dalam laporannya memang disebutkan bahwa satu dokter untuk seribu penduduk. Namun, Budi mengaku juga melakukan riset di perkumpulan profesi dokter di Singapura.

"Saya ketemu 'Ikatan Dokter Indonesia' Singapura, saya tanya dokternya berapa, mereka menjawab 14 ribu hingga 15 ribu. Lalu saya bertanya, penduduknya ada berapa? Dijawab mereka yakni 5 juta, lalu saya bilang sudah banyak ya (tiga dokter untuk seribu penduduk). Namun, ternyata mereka (Singapura) masih mau meningkatkan lagi, bilang maunya empat (dokter) per seribu (penduduk)," ungkap Budi.

Mendengar pernyataan tersebut, Budi mengaku langsung tertegun lantaran kondisi di Indonesia yakni 0,5 dokter untuk seribu penduduk. Sehingga, tidak heran bila banyak masyarakat yang mencari pengobatan ke luar negeri.

"Saya sempat tanya kenapa 4 per seribu ? Iya soalnya saya malu kan Indonesia 0,5 per seribu, jadi sangat kurang. Sekarang sih yang praktik saya dengar ada 120 ribu, yang benar-benar praktik," tutur dia.

Permasalahan saat ini, sambung Budi, lebih dari 90 fakultas kedokteran yang ada di Indonesia, hanya 20 yang memiliki prodi spesialis dan sub spesialis. Oleh karenanya, sepanjang tahun 2022, Kemenkes berupaya meningkatkan jumlah dokter dengan mempermudah adaptasi dokter lulusan luar negeri, menambah kuota beasiswa bagi dokter spesialis, sub spesialis dan fellowship, dan membuka program internsip bagi dokter, dokter spesialis dan fellowship.

“Terima kasih kepada Kementerian Keuangan, kita sekarang sudah ada 2800-an dekat 3000-an, supaya produksi dokter spesialis lebih banyak lagi,” ujar Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement