Rabu 04 Jan 2023 05:31 WIB

Serangan Elite PDIP ke Menteri-Menteri dari Nasdem Jelang Reshuffle

PDIP meminta menteri-menteri Jokowi dari Nasdem secara gentle mundur dari kabinet.

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto (tengah) di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa (3/1).
Foto:

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali mengaku masih akan berprasangka positif kepada kepada Jokowi terkait wacana reshuffle kabinet. Dia menekankan, Jokowi sejak awal sampai saat ini merupakan sosok yang sangat dekat dengan Partai Nasdem.

Ali berpendapat, kalaupun kader-kader dirasa tidak cakap dan terkena reshuffle, tentu Nasdem akan menerima keputusan itu. "Jokowi sahabat Nasdem, kami selalu berpikir positif apapun keputusannya, tidak akan mengubah apapun dengan Jokowi," kata Ali kepada Republika, Jumat (23/12/2022).

Lanjutnya, ia mengajak masyarakat luas, termasuk basis-basis pendukung dari Partai Nasdem, untuk memandang keputusan seperti itu sebagai kebutuhan dari pemerintah. Ia meminta keputusan-keputusan seperti itu tidak dipandang politis.

"Apa pun, hendaknya dipandang sebagai kebutuhan pemerintah, jangan dipolitisasi, pergantian pembantu presiden itu evaluasi untuk tingkatkan kinerja pemerintah," ujar Ali.

Dilema Nasdem

Diketahui, di pemerintahan Jokowi ini ada tiga kementerian yang diduduki oleh Nasdem, yakni Kementerian Pertanian, Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan Kementerian Lingkungan Hidup. Menurut peneliti LSI Denny JA, Fitri Hari, Nasdem kini dihadapi dilema setelah mereka berani mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal capres.

 

"Dilema yang dihadapi oleh Surya Paloh adalah dia kuat di suara yang beroposisi dengan Jokowi tapi ia masih menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi," kata Fitri, belum lama ini.

Fitri menuturkan, masyarakat yang merasa puas terhadap kinerja Jokowi sebesar 74,2 persen. Di antara kalangan pemilih 32 persen memilih Ganjar, 23,1 memilih Prabowo dan 12,3 persen memilih Anies Baswedan.

"Di antara kandidat ini yang merasa puas dengan kinerja Jokowi, maka Ganjar Pranowo menang," kata Fitri.

"Sedangkan di kalangan pemilih yang tidak puas dengan kinerja Jokowi, Anies yang menang," lanjut Fitri.

Fitri kemudian menyebutkan, bahwa tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi ada sekitar 23,8 persen pada kalangan ini. Pemilih ini paling tinggai memilih Anies sebagai calon presiden 35,6 persen, Prabowo 27,0 persen, dan Ganjar 8,5 persen.

"Dari dua data ini kami simpulkan, dilema yang dihadapi oleh Surya Paloh adalah dia kuat di suara yang beroposisi dengan Jokowi tapi ia masih menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi," ungkapnya.

 

"Jadi dengan posisi dan situasi yang seperti itu Surya Paloh dilema, pertama dia kuat di oposisi Jokowi tetapi saat ini terhitung masih menjadi bagian pemerintahan Jokowi, dan kedua terkait dengan Partai Nasdem, harus memilih apakah tetap di pemerintahan atau keluar dari pemerintahan," kata Fitri menambahkan.

 

photo
Anies Siap Menjadi Calon Presiden 2024 - (infografis republika)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement