Rabu 21 Dec 2022 07:34 WIB

Denny JA Mengungkap Dilema Besar Megawati di Pilpres 2024

Megawati sebagai king maker harus memilih antara Ganjar, Prabowo, dan Puan.

Rep: Mabruroh/ Red: Ilham Tirta
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyatakan, elektabilitas kader PDIP Ganjar Pranowo lebih tinggi (25,8 persen) dibandingkan Puan Maharani (2,9 persen). Padahal, dua tokoh ini digadang bakal diusung oleh PDIP pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024, mendatang.

Peneliti LSI Denny JA, Fitri Hari mengatakan, karena elektabilitas keduanya yang berbeda juah membuat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pusing. Sebab, Megawati adalah salah satu king maker pada Pemilu 2024 nanti.

Baca Juga

Megawati dihadapkan pada pilihan apakah akan mengusung Ganjar yang elektabilitasnya lebih tinggi atau tetap menyiapkan Puan Maharani. Apalagi, waktu menuju Pemilu tinggal 14 bulan lagi.

Menurut Fitri, kondisi dilematis pertama yang dialami Mega adalah kemungkinan koalisi PDIP dengan Prabowo Subianto dari Gerindra. Dalam survei LSI tersebut, Prabowo memiliki elektabilitas 23,9 persen. "Tokoh-tokoh ini yang dianggap sebagai radar capres atau cawapres dari PDIP hari ini,” kata Peneliti LSI Denny JA, Fitri Hari dalam pemaparan hasil survei LSI secara daring, Selasa (20/12/2022).

Akan tetapi, Mega dinilai enggan jika Puan ataupun Ganjar menjadi cawapres bagi Prabowo. Dia memiliki pilihan lain untuk meninggalkan Prabowo dan mengusung kadernya sendiri sebagai capres.

Dilema kedua, jika Mega akhirnya menyerahkan Puan sebagai cawapres untuk Prabowo, maka besar potensi bagi Ganjar akan dipinang oleh partai lain sebagai capres. “Dilema ketiga, jika menyerahkan Ganjar sebagai cawapres bagi Prabowo, bukankah elektabilitas Ganjar lebih tinggi dan PDIP hari ini lebih besar dibanding Gerindra?” kata Fitri.

Menurut Fitri, sangat tidak mungkin jika PDIP mengusung Ganjar sebagai capres dan menjadikan Prabowo sebagai cawapresnya. Karena sejak awal Gerindra sudah menegaskan mengusung Prabowo sebagai Capres.

“Jika Ganjar dipilih maju sebagai capres PDIP, maka dilemanya terdapat di cawapresnya, karena mustahil Prabowo yang menjadi cawapres. Mustahil juga dari PKS, Demokrat dan Nasdem, karena mereka sebagai partai oposisi sedangkan PDIP partai posisi,” jelasnya.

Karena itu, pilihan tersisa bagi PDIP adalah mencari wakil dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan menjadikan Airlangga Hartarto sebagai cawapres. Selain Airlangga, ada Muhaimin Iskandar alias cak Imin dari PKB yang bisa sebagai cawapresnya.

Baca juga : Empat King Maker Dilema Tentukan Capres-Cawapres, Ini Sebabnya Menurut LSI Denny JA

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement