REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir digadang-gadang bakal menjadi kuda hitam di Pilpres 2024. Pasalnya, hal itu tercermin dari rilis survei terbaru Poltracking Indonesia yang menempatkan nama Erick Thohir masuk bursa papan atas calon wakil presiden (cawapres) di Pulau Jawa.
Selain itu, Erick Thohir juga memiliki sejumlah modal sosial, salah satunya mendapat dukungan luas dari masyarakat atau kelompok relawan dan kinerjanya sebagai pembantu presiden dinilai bagus.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrurrozi atau Gus Fahrur mengatakan, Erick Thohir selain dikenal sebagai pengusaha nasional, kini namanya sudah sangat populer di kalangan warga Nahdiyin.
“Saya melihat memang Pak Erick cukup populer di kalangan masyarakat Nahdiyin, sebagai menteri dan pengusaha yang sukses,” ujar Gus Fahrur, Ahad (18/12).
Merujuk dari hasil temuan survei Poltracking Indonesia yang dilakukan pada periode 26 November sampai 2 Desember 2022, elektabilitas Erick Thohir sebagai cawapres paling kuat di dua provinsi, yakni Jateng dan Jatim.
Menurut Gus Fahrur, kuatnya Erick Thohir di Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan hal yang wajar mengingat Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) itu sudah melekat dan menjadi menjadi bagian dari warga Nahdlatul Ulama (NU) dan dikenal masyarakat sebagai sosok yang religius.
“Sisi lainnya, dia cukup religius, anggota Banser, dan mempunyai kedekatan dengan masyarakat bawah. Ya bisa dimaklumi memang Jatim mayoritas kaum nahdiyin dan dia anggota banser NU,” terangnya.
Selain itu, Gus Fahrur berpandangan, anggota kehormatan Banser itu dikenal sebagai sosok muda yang memiliki kinerja bagus dan menjadi inspirasi bagi generasi milenial untuk menjadi seorang yang sukses.
"Dia dikenal luas di medsos terutama kalangan muda milenial, energik, mempunyai kinerja bagus dan kecakapan komunikasi yang baik sehingga mudah diterima siapa pun,” ungkapnya.
“Dia menjadi inspirasi anak muda untuk berani maju menjadi pengusaha hebat,” kata Gus Fahrur.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda menyampaikan dalam paparannya menurutkan kedekatan Erick Thohir dengan NU membawanya menempati kedua sebagai cawapres di basis pemilih NU yaitu Provinsi Jatim.
Pada simulasi 10 nama wakil presiden di Jatim, posisi pertama ditempati Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa 18,6 persen unggul tipis dari Erick Thohir 18,3 persen, sementara nama lainnya berada di bawah angka 10 persen.
“Jadi basis kiai NU di Jawa Timur cawapresnya menguat ke sini,” ujar Hanta.
Selain unggul di wilayah Jateng dan Jatim, nama Erick juga muncul sebagai bakal cawapres di DKI Jakarta. Elektabilitas Erick menempati urutan kedua dengan angka 17,2 persen, di bawah Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Adapun posisi ketiga diisi Ridwan Kamil dan Sandiaga Salahuddin Uno 14,5 persen
Sementara itu, di Jawa Barat Erick Thohir masuk dalam tiga besar dengan elektabilitas 10,3 persen, AHY 14,4 persen, dan Ridwan Kamil di posisi teratas 29,1 persen. Sedangkan Di Banten, Erick Thohir menduduki urutan keempat dengan elektabilitas 11,7 persen. Urutan pertama diduduki AHY 29,7 persen, Ridwan Kamil 16,6 persen, dan Sandiaga Uno 13,1 persen.
Sebagai informasi, Poltracking melakukan survei di lima provinsi dengan penghitungan secara terpisah. Dari setiap wilayah tersebut, Poltracking Indonesia mengambil 1.000 responden yang sudah memiliki hak pilih.
Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sekitar 3,1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilakukan dengan cara wawancara tatap muka dalam kurun waktu 26-2 Desember.