Jumat 16 Dec 2022 19:13 WIB

Anies Sentil Akun NU Garis Lucu Terkait Narasi 'Pakai Batik Pelanggaran'

Anies meminta kepada @NUgarislucu, sampaikan kebenaran walaupun itu kurang lucu.

Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Anies Rasyid Baswedan.
Foto: @aniesbaswedan
Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Anies Rasyid Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Anies Rasyid Baswedan menyentil akun Twitter @NUgarislucu. Hal itu lantaran akun tersebut membagikan video potongan ceramah Anies tentang batik dengan narasi 'Jadi menurut Anies, pakai baju batik itu merupakan pelanggaran'.

Video yang konteksnya sudah berbeda jauh dengan ceramah yang disampaikan calon presiden (capres) Partai Nasdem itu di Universitas Muslim Indonesia (UMI), Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan pada Sabtu (10/12/2022).

Baca: BI Bantah Cetak Uang Khusus untuk Mahar Nikah Putra Jokowi

"Rungokno gus @irfan_nuruddin paham ora?" kata akun NU Garis Lucu dengan emoticon tertawa ketika membagikan video Anies. Akun tersebut memajang gambar Gus Dur sedang tertawa.

Sadar banyak warganet yang mengecamnya lantaran narasi yang dibuat akun NU Garis Lucu tidak tepat, Anies pun menyentil balik. Dia mengingatkan akun tersebut sembari mengutip taglinenya.

"Cek video lengkapnya dulu yuk, Min @NUgarislucu. Sampaikan kebenaran walaupun itu kurang lucu. #ABW," kata Anies melalui akun @aniesbaswedan. Dalam videonya, Anies menyinggung pelanggaran pakem batik yang merujuk kepada terobosan, namun diubah narasinya menjadi memakai baju batik merupakan pelanggaran.

Baca: Viral Ibu Mertua Kaesang Ingin Foto dengan Anies di Acara Ngunduh Mantu

Video tersebut banyak beredar di lini masa. Namun, ketika dibagikan akun @NUgarislucu, banyak yang menontonya, dengan sikap pro dan kontra warganet.

Anies pun membagikan kembali pengalamannya ketika memperingati Hari Batik Nasional pada Jumat (2/10/2022), yang kala itu semua peserta rapat di Balai Kota DKI. "Tradisi memakai batik ini pada awalnya adalah terobosan. Sebuah terobosan yang kemudian diterima, diakui, hingga menjadi kebiasaan baru," ujarnya.

Menurut dia, batik asalnya digunakan sebagai kain “jarik” (bawahan). Pakemnya dulu, kaum lelaki selalu memakai baju kemeja polos ataupun lurik dan tidak berkemeja dengan bermotif 'gambar'.

"Suatu saat ada yang mengambil langkah kebaruan, di luar kebiasaan. Perancang busana menggunakan kain hasil membatik itu bukan sebagai jarik, tapi jadi kemeja bagi lelaki. Mengejutkan karena menerobos kebiasaan, menerobos tradis," ucap Anies.

Baca: Nama Anies Dihapus dari Dinding Lapangan Ingub Klender yang Diresmikannya

Dia melanjutkan, pastinya banyak pihak menyebut itu adalah 'pelanggaran pakem'. Kini sejarah pelanggaran itu tak ada lagi yang tahu dan diingat. Bahkan hari ini batik pun bisa digunakan menjadi masker.

"Jadi teruslah melakukan terobosan, yang membawa kebaruan dalam budaya. Tentu setelah terlebih dahulu melalui proses mengenal dan memahami tradisi yang ada," kata mantan mendikbud itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement