REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA) memastikan stok daging sapi aman menjelang Hari Raya Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 dengan adanya pasokan daging sapi impor sebanyak 20 ribu ton.
"Daging sapi ini merupakan bagian dari penugasan sebanyak 20 ribu ton yang dijalankan PT Berdikari member Holding BUMN Pangan ID Food untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri khususnya saat terjadi lonjakan konsumsi pada Nataru ini. Selanjutnya daging ini akan dijual ke distributor pertama dengan harga Rp 96 ribu per kg," kata Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi usai membongkar kontainer berisi daging impor di Tanjung Priok Jakarta, Jumat (16/12/2022).
Arief mengecek stok daging sapi beku tanpa tulang asal Brasil jenis knucle milik PT Berdikari di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta untuk memenuhi pasokan jelang akhir tahun.
Arief mengatakan, di tahun 2022 ini semua penugasan yang diberikan kepada BUMN dijalankan dengan sangat baik, termasuk penugasan pemenuhan kebutuhan daging, sehingga harga daging di Indonesia relatif stabil.
Berdasarkan data Berdikari, sampai dengan 15 Desember ini telah masuk sebanyak 699 kontainer atau setara 19.467 ton daging sapi. Jumlah tersebut telah mencapai 97,34 persen dari penugasan sebanyak 20 ribu ton. Di samping pengadaan dari luar negeri tersebut, saat ini Berdikari memiliki stok sekitar 700 ton daging sapi.
Selain Berdikari, Arief menambahkan, Perum Bulog juga telah hampir merampungkan penugasan importasi daging kerbau sebanyak 100 ribu ton. Sampai 8 Desember 2022, telah dilakukan penerimaan sebanyak 99.932 ton atau 99,93 persen dari jumlah yang ditugaskan.
Dengan terealisasinya 97 persen penugasan Berdikari dan 99 persen penugasan Bulog, Arief memastikan stok daging sapi cukup untuk memenuhi kebutuhan Nataru.
"Selain daging yang baru didatangkan tersebut, kita juga memiliki cadangan daging berupa current stock di Berdikari 700 ton, 12 ribu ton di Perum Bulog, dan 400 ton di Perumda Dharma Jaya. Jumlah ini cukup untuk kebutuhan Nataru hingga awal tahun sebagai pilihan alternatif selain daging sapi segar," katanya.
Arief meyakinkan masyarakat tidak perlu khawatir dan tetap berbelanja secara bijak, mengingat NFA juga telah menghitung dan terus memantau ketersediaan daging selama satu tahun melalui Prognosa Neraca Pangan Nasional Januari-Desember 2022 yang dihimpun Badan Pangan Nasional.
Sampai dengan akhir Desember 2022, diperkirakan masih tersedia stok daging ruminansia sekitar 60 ribu ton. Jumlah tersebut setelah memperhitungkan pemasukan daging dari luar.
Arief menjelaskan kedatangan daging sapi dari luar merupakan bagian dari mitigasi untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan stok yang berdampak pada lonjakan harga daging.
"Daging sapi merupakan salah satu komoditas pangan strategis yang pasokannya masih mengandalkan impor, mengingat produksi sapi hidup dan karkas dalam negeri belum dapat menutupi kebutuhan nasional. Tercatat kebutuhan daging nasional sekitar 736 ribu ton, sementara total produksi dalam negeri tahun ini diperkirakan 445 ribu ton," kata dia.