REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sepanjang 2022 tiga besar calon presiden makin mantap dikuasai Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Temuan survei Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan Ganjar unggul dengan elektabilitas mencapai 24,1 persen.
Prabowo menyusul sebesar 22,3 persen, diikuti oleh Anies 21,4 persen. Jauh di bawahnya, Agus Harimurti Yudhoyono memimpin dengan elektabilitas 5,0 persen. AHY berhasil menggeser posisi Ridwan Kamil (4,6 persen) dan Sandiaga Uno (3,4 persen).
“Ganjar, Prabowo, dan Anies menguasai tiga besar bursa capres, disusul oleh AHY yang menyalip RK dan Sandiaga,” ungkap Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta S.K. dalam press release di Jakarta pada Kamis (15/12).
Menurut Okta, elektabilitas Ganjar menunjukkan tren kenaikan selama dua tahun terakhir. Sementara itu Prabowo cenderung stabil, sehingga berpeluang disalip oleh Anies yang bergerak melejit.
“Prabowo masih menikmati tingginya elektabilitas pasca-Pemilu 2019, tetapi Anies-lah yang kini tampaknya sedang mendapatkan momentum setelah resmi diusung oleh Nasdem,” tandas Okta.
Artinya, Okta melanjutkan, jika tren tersebut bertahan hingga tahun depan, Ganjar dan Anies akan bersaing ketat, meninggalkan Prabowo. Sebagai catatan, jadwal pendaftaran pasangan capres-cawapres baru akan dibuka pada setahunan ke depan.
Di antara tokoh-tokoh lainnya, AHY paling berpeluang untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2024. “Dibandingkan dengan RK dan Sandi, elektabilitas AHY cenderung stabil, dan kini tampak mulai bergerak naik,” Okta menjelaskan.
Posisi papan bawah cenderung dinamis, di mana sejumlah tokoh mulai meredup, seperti Tri Rismaharini (0,8 persen) dan Mahfud MD (0,6 persen). Sebelumnya Risma sempat mencatat elektabilitas yang cukup tinggi, sedangkan Mahfud kerap stabil di kisaran 1 persen.
Nama Risma mulai menghilang, seiring dengan naiknya elektabilitas Puan Maharani (2,5 persen). “Di internal PDIP tersisa nama Ganjar dan Puan yang berebut tiket capres, sedangkan Risma tampaknya lebih diproyeksikan untuk maju pada Pilkada DKI Jakarta,” terang Okta.
Puan kini praktis memimpin posisi papan bawah, disusul Khofifah Indar Parawansa (2,2 persen) dan Erick Thohir (2,0 persen). Sejumlah nama juga bergerak naik, seperti Andika Perkasa (1,7 persen) dan Yenny Wahid (1,0 persen).
Tidak seperti Puan, elektabilitas Airlangga Hartarto cenderung stabil (1,0 persen), begitu pula dengan Muhaimin Iskandar (0,5 persen). Nama Muhaimin sebagai ketua umum PKB bahkan kalah oleh tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama (NU) lainnya seperti Khofifah dan Yenny.
“Nama-nama pemimpin partai besar masih belum cukup menjual, terbukti dari rendahnya tingkat elektabilitas,” pungkas Okta. Masih ada sejumlah nama lain, dan sisanya menyatakan tidak tahu/tidak jawab sebesar 6,4 persen.
Survei CPCS dilakukan pada 1-8 Desember 2022, dengan jumlah responden 1200 orang mewakili 34 provinsi yang diwawancarai secara tatap muka. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.