REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyinggung tugas yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepadanya sebagai DKI 1. Menurut dia, ada tiga tugas utama yang disampaikan oleh Presiden Jokowi seperti penanganan banjir, kemacetan hingga ekonomi.
“Nah yang paling sulit adalah kemacetan,” kata Heru di Balai Kota, Kamis (15/12).
Dia menambahkan, saat pihaknya mengupayakan penguraian kemacetan, di waktu yang sama masyarakat tidak terbendung untuk membeli kendaraan bermotor. Oleh sebab itu, kata dia, pengendalian kian sulit pada akhirnya.
“Nah itu tantangan buat kita. Bukan tidak bisa,” jelasnya.
Ihwal demikian, dia menyebut jika penanganan banjir di DKI Jakarta sejauh ini sudah lebih baik. Dia mencontohkan, penanganan Pemprov DKI dalam hal banjir dimulai dari sodetan Ciliwung hingga berbagai sosialisasinya.
“Sehingga sodetan dalam waktu dekat bisa direalisasi, dan fisiknya bisa digunakan untuk pencegahan banjir,” ucapnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan menguji coba mengurai kemacetan di beberapa wilayah. Menurutnya, penguraian kemacetan menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) akan dikolaborasikan dengan Google Indonesia.
“Tahap awal kami akan melakukan uji coba. Uji cobanya itu pada lima koridor, mulai jalan Imam Bonjol, Diponegoro, jalan Proklamasi, Jalan Pramuka, dan jalan Pemuda,” kata Syafrin.
Menurut dia, sekitar 11 simpang di sepanjang jalan-jalan tersebut memang diatur dengan lampu lalu lintas. Sehingga ke depannya, di setiap persimpangan, kata dia, akan dikombinasikan dengan data satelit milik Google.
“Yang kemudian hasil identifikasi traffic light di sepanjang koridor itu akan diberikan input ke kami, untuk melakukan re-setting terhadap keseluruhan traffic light,” jelasnya.
Syafrin menjelaskan, penerapan AI akan diuji coba di lima ruas jalan tadi pada awal 2023. Nantinya, di sepanjang lima jalan itu, disebut dia tersedia prioritas hijau untuk sepanjang koridor.