Rabu 14 Dec 2022 14:15 WIB

KKB Diduga Berada di Balik Penembakan Warga Sipil di Sejumlah Wilayah Papua

Teroris KKB Papua menuding para korban adalah anggota intelijen

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi KKB Papua. Teroris KKB Papua menuding  para korban adalah anggota intelijen
Foto: anadolu agancy
Ilustrasi KKB Papua. Teroris KKB Papua menuding para korban adalah anggota intelijen

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA— Gerombolan teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Kalenak Murib diduga menjadi pelaku penembakan yang menewaskan Demian Yumame (34), karyawan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Papua, di Sinak, Kabupaten Puncak.

"Penembakan yang dilakukan Selasa (13/12/2022), saat korban berada di Pasar Sinak sekitar pukul 09.30 WIT," kata Komandan Korem 173/PVB Brigjen TNI Sri Widodo, Rabu (14/12/2022).

Baca Juga

Danrem 173 yang dihubungi dari Jayapura itu mengakui, jasad korban sudah dievakuasi ke Timika yang kemudian dikirim ke Sorong untuk dimakamkan di kampung halamannya.

Dari laporan yang diterima, korban ditembak dari jarak dekat, sehingga aparat keamanan di Sinak sedang berupaya menangkap pelakunya.

"Mudah-mudahan aparat keamanan dapat menangkap Kalenak Murib beserta anggotanya," kata Brigjen Sri Widodo.

Wilayah Korem 173/PVB meliputi Kabupaten Biak, Supiori, Waropen, dan Kepulauan Yapen di Provinsi Papua serta Kabupaten Nabire, Deiyai, Dogiyai, Paniai, Intan Jaya, Puncak dan Kabupaten Puncak Jaya yang masuk dalam Provinsi Papua Tengah.

Kalenak atau Yonis Murib merupakan narapidana yang kabur dari Lapas Kelas IIA Abepura, Kota Jayapura, pada 12 Juli 2021. Saat itu, dia tengah menjalani hukuman penjara selama 16 tahun, karena terlibat penyerangan Polsek Pirime, Kabupaten Lanny Jaya bulan November 2012.

Secara terpisah, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly angkat bicara mengenai pembunuhan yang diduga dilakukan teroris KKB di wilayah Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan pada 5 Desember 2022 lalu. OPM mensinyalir orang yang dibunuh itu diduga merupakan aparat intelijen.

Yasonna prihatin dengan kabar pembunuhan tersebut. Ia menegaskan semua pihak wajib menerapkan HAM, termasuk KSB bukan cuma Pemerintah saja.

"Ya kita menyesalkan itu kejadian, seharusnya kan masing-masing harus menghargai HAM orang lain ya kan, bukan hanya dituntut pemerintah saja, tetapi semua orang harus melakukan hal yang sama," kata Yasonna dalam peringatan hari HAM sedunia yang digelar Kemenkumham pada Senin (12/12/2022).

Yasonna menegaskan langkah semacam itu perlu disikapi lewat jalur hukum. Misalnya melalui penindakan KSB oleh aparat keamanan.

"Ya kita akan melakukan hal yang sama, pendekatan-pendekatan hukum ya untuk melihat persoalan tersebut. Kita kerjasama dengan polri, atas kejadian itu ya," ujar Yasonna.

Yasonna juga menyebut penindakan atas pembunuhan tersebut bisa melibatkan TNI.

"Ya itu terus baik TNI dan Polri ini kerja sama terus untuk itu. Tapi aspek hukumnya akan dilakukan Polri," ucap Yasonna.

Sebelumnya, Komandan Komando Resor Militer 172/PWY Brigadir Jenderal TNI JO Sembiring memastikan tiga orang warga sipil yang meninggal dunia setelah ditembak KSB di Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, berprofesi tukang ojek. Mereka ditembak KSB pimpinan Nason Mirin.

Dia menegaskan ketiga korban penembakan KSB murni berprofesi sebagai tukang ojek dan saat insiden terjadi mereka sedang menunggu penumpang. Mereka yang menjadi korban adalah LaUsu (23 tahun), La Ati (40), dan La Aman (39).

"Tidak benar apa yang diungkap KSB pimpinan Nason Mirin bila ketiga korban adalah aparat keamanan yang bertugas sebagai intelijen. KSB berupaya memutarbalikkan fakta dengan menyatakan mereka adalah aparat keamanan yang bertugas sebagai petugas intelijen," tegas Brigjen Sembiring di Jayapura, Senin (12/12/2022).     

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement