Ahad 11 Dec 2022 02:30 WIB

Begini Cara Tim DVI Identifikasi Korban Gempa Cianjur

Penanganan gempa Cianjur menerapkan mekanisme terintegrasi data.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Dwi Murdaningsih
Foto udara rumah yang hancur akibat gempa dan longsor yang terjadi di kawasan Cijendil, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Foto udara rumah yang hancur akibat gempa dan longsor yang terjadi di kawasan Cijendil, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses penanganan gempa Cianjur yang masih dilakukan hingga saat ini adalah identifikasi korban meninggal dunia oleh Tim Identifikasi Korban Bencana yang lebih dikenal dengan Disaster Victim Identification (DVI) Polri.

 

Baca Juga

Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati mengatakan, tim DVI menjadi bagian dari pendataan korban yang dikeluarkan oleh Posko Tanggap Darurat Gempa Cianjur.

 

"Data korban yang dikeluarkan oleh data center di posko salah satunya dari DVI yang ada di RSUD Sayang Cianjur ini," kata Raditya dikutip dari siaran pers BNPB, Sabtu (10/12).

 

Raditya menambahkan, penanganan gempa Cianjur ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran. Sebab, proses penanganan gempa Cianjur menerapkan mekanisme terintegrasi dari sisi data yang akan disampaikan kepada publik.

 

"Ke depannya diharapkan kolaborasi lebih intens dengan tim DVI terutama dalam proses respon tanggap darurat," kata Radit.

 

Dokter Puspa Yuwi yang menjadi salah satu personel tim DVI_Polda Jawa Barat mengatakan DVI melakukan pendataan berdasarkan adanya laporan kehilangan dari keluarga maupun kerabat.

 

"Pos ante mortem yang menerima pelaporan orang hilang, dengan menggali sebanyak mungkin ciri-ciri fisik ketika hidup dan mengumpulkan bukti identitas orang yang dilaporkan hilang tersebut serta mengambil sampel DNA keluarga," ujar Puspa.

 

Sementara itu Dokter Ihsan Wahyudi selaku Dokter Forensik yang bertugas menangani identifikasi jenazah menjelaskan, setelah pos ante mortem selanjutnya pos post mortem yang salah satu tugasnya melakukan pencocokan data dari jenazah yang ditemukan dengan data-data orang yang dilaporkan hilang.

 

"Menerima korban atau jenazah dan melakukan pemeriksaaan secara detail dan identifikasi, kemudian melakukan pengambilan sampel DNA, hingga pemulasaran sesuai permintaan keluarga," kata Ihsan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement