Kamis 08 Dec 2022 19:58 WIB

BNPB Berikan Dana Siap Pakai ke Pemkab Lumajang untuk Penanganan Semeru

Bantuan Dana Siap Pakai sebesar Rp 250 juta untuk penanganan erupsi Gunung Semeru

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Gita Amanda
Penduduk desa memeriksa daerah yang terkena dampak letusan Gunung Semeru di desa Kajar Kuning di Lumajang, Jawa Timur, (ilustrasi).
Foto: AP/Imanuel Yoga
Penduduk desa memeriksa daerah yang terkena dampak letusan Gunung Semeru di desa Kajar Kuning di Lumajang, Jawa Timur, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan bantuan Dana Siap Pakai (DSP) sebesar Rp 250 juta untuk penanganan erupsi Gunung Semeru di Kabupayen Lumajang. Bantuan yang diserahkan BNPB melalui Bupati Lumajang ini ditujukan untuk operasional pos komando (posko) penanganan darurat Awan Panas Guguran (APG) Semeru.

"Bantuan ini untuk operasional di posko tanggap darurat, harapannya Lumajang ini segera bangkit dan akan lebih siap dan siaga lagi ke depannya untuk menghadapi bencana," kata Prasinta dikutip dari siaran pers BNPB, Rabu (7/12/2022).

Baca Juga

Selain DSP, BNPB juga memberikan bantuan logistik senilai 100 juta untuk penanganan pengungsi warga terdampak APG Semeru.

 

Prasinta mengatakan, BNPB siap mendampingi Pemkab Lumajang untuk penanganan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Setelah tahap tanggap darurat selesai, pemerintah Kabupatan Lumajang dapat kembali berbenah dan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana.

"BNPB akan selalu siap membantu dan mendampingi Pemkab Lumajang untuk melaksanakan program-program kesiapsiagaan dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam merespon bencana," katanya.

Hingga Rabu, tidak ada laporan korban jiwa meninggal dunia akibat peristiwa tersebut. Bupati Kabupaten Lumajang, Thoriqul Haq mengatakan pemerintah kabupaten dan masyarakat sudah mengambil pelajaran baik dari kejadian tahun lalu.

"Terima kasih kami sampaikan kepada BNPB yang selalu memberikan perhatiannya kepada kami, mulai dari bencana tahun lalu hingga saat ini, yang hasilnya pada peristiwa APG kemarin tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.

Dia menilai, warga semakin baik dalam merespon peringatan dini dari pemerintah dan petugas di lapangan. "Alam memberikan pelajaran kepada kami. Kalau dilihat dari dampaknya memang masih ada beberapa yang terdampak parah, namun APG kemarin sudah direspon masyarakat dengan cepat. Masyarakat saat ini sudah tahu harus berbuat apa dan kemana untuk melakukan evakuasi apabila Gunung Semeru kembali erupsi," katanya.

Selain memberikan bantuan, Prasinta juga berkesempatan untuk mengunjungi langsung salah satu pos pengungsian di Pos Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro. Prasinta juga menyempatkan diri untuk meninjau langsung salah satu desa terdampak paling parah yaitu Desa Kajar Kuning yang berada di Kecamatan Candipuro. Desa tersebut diperkirakan hanya berjarak 15 km dari Gunung Semeru.

Dari hasil pantauan di lapangan, terlihat rumah-rumah dan jalan yang masih tertutup material vulkanik dari Gunung Semeru. Desa tersebut masuk ke dalam Zona Merah atau Kawasan Rawan Bencana III yang berptensi terlanda awan panas.

Jumlah warga mengungsi saat ini tersisa 560 jiwa yang tersebar di 10 titik pengungsian. Kebanyakan warga yang masih mengungsi merupakan warga yang rumahnya berada di zona merah.

Meskipun aktivitas vulkanik trennya semakin menurun, hingga Rabu, Gunung Semeru masih berstatus Level IV atau awas. Masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 17 km dari puncak pusat erupsi. Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepian sungai karena adanya potensi banjir lahar dingin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement