REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) menyoroti tingginya jumlah masyarakat yang tidak memilih calon anggota DPD pada Pemilu 2019. Agar hal itu tidak berulang pada Pemilu 2024, Bawaslu meminta para calon senator gencar berkampanye.
"Kemarin 2019 yang golput ada 25 juta orang. Itu (paling banyak) ada di suara DPD, yakni 22 persen karena banyak sepertinya yang tidak memilih DPD," ujar Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja dalam sebuah diskusi daring, dikutip Selasa (6/12/2022).
Menurut Bagja, angka 25 juta itu muncul karena masyarakat tidak mengenal para calon anggota DPD. "Teman-teman senator kurang selling himself atau selling herself kepada masyarakat," ujarnya.
Karena itu, Bagja memandang perlu ada perubahan dalam pola kampanye calon anggota DPD pada Pemilu 2024. Para calon harus bisa memperkenalkan diri kepada masyarakat sebaik calon anggota DPR yang didukung oleh partai.
Komisioner KPU RI Idham Holik juga menyebut persoalan ini dikarenakan calon senator kurang memperkenalkan dirinya. Apabila masyarakat tidak mengenal sama sekali calon anggota DPD, tentu masyarakat tidak akan memilih. "Kuncinya adalah bagaimana peserta pemilu dapat meyakinkan pemilih," ucapnya dalam kesempatan sama.