REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Semarang mendapat penghargaan terbaik pembangunan berkelanjutan dan smart economy, setelah sebelumnya meraih penghargaan bidang kesehatan. Kota Semarang terpilih sebagai salah satu dari 15 besar kota terbaik.
Penghargaan yang diraih yakni, I-SIM for Cities Award dalam rangkaian Indonesia’s Sustainable Development Goals (SDGS) Annual Conference 2022. I-SIM for Cities Award merupakan program kerja sama antara PT Surveyor Indonesia, Bappenas dan Apeksi yang menjadi bagian dari upaya mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan yang sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 59/2017 tentang pelaksanaan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Menteri PPN Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan Indonesia menargetkan mencapai ekonomi hijau zero emission pada 2060. Diharapkan target dapat lebih cepat tercapai serta pertumbuhan PDB akan selaras dengan pertumbuhan ekonomi hijau.
“Diperlukan akselerasi, terutama yang didukung dengan penguatan kerangka regulasi melalui Perpres SDGs Nomor 111 Tahun 2022, serta pengarusutamaan dalam RPJMN maupun RPJPN,” ujarnya dalam keterangan tulis, Selasa (6/12/2022).
Sementara itu PLT Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menambahkan kegiatan-kegiatan terkait SDGs adalah kegiatan yang membuat masyarakat sejahtera tapi tidak melupakan terkait iklim dan menyangkut bagaimana ke depan lingkungan hidup. “Tentu ini adalah satu kerja keras yang dapat memberikan semangat motivasi tahun-tahun mendatang, menjadi penyemangat kita bisa lebih baik, lebih hebat," ucapnya.
Berdasarkan hasil penjurian dari 74 kota yang mengikuti program I-SIM for cities, Kota Semarang unggul dan keluar sebagai Pemenang Terbaik I, diikuti Tebing Tinggi sebagai Pemenang Terbaik II, dan Salatiga sebagai Pemenang Terbaik III. Pemenang Harapan I Manado, Pemenang Harapan II Blitar, dan Pemenang Harapan III adalah Parepare.
Dari hasil penilaian data dan dokumen isian, Kota Semarang terpilih sebagai salah satu dari 15 besar kota terbaik, dan selanjutnya melakukan pemaparan inovasi unggulan pada 22 Desember 2022. Adapun inovasi unggulan yang disampaikan adalah Kampung Tematik sebagai inovasi untuk mendukung dan meningkatkan capaian SDGs/TPB di Kota Semarang.
Direktur Utama PT Surveyor Indonesia M. Haris Witjaksono menambahkan salah satu tahapan dari proses program ISIM for Cities untuk kali pertama ini diikuti oleh 74 Kota secara voluntary. Berkaca pada proses yang telah dijalani, maka tanggung jawab capaian SDG's tidaklah hanya bertumpu pada program yang diselenggarakan oleh pemerintah, namun perlu peran serta stakeholder pada tingkat tapak untuk membangun kolaborasi yang baik agar terjadi akselerasi pencapaian setiap indikatornya.
Proses penilaian untuk pemilihan kota terbaik berlangsung dalam beberapa tahapan. Dari 98 kota di Indonesia, 74 kota mengikuti program dengan mendaftar I-SIM for Cities, Kota melakukan self-assessment antara 24 Agustus dan 21 Oktober 2022 dengan mengisi data di platform Surveyor Indonesia (https://sustainability.ptsi.co.id/city). Kemudian Tim I-SIM melakukan verifikasi mulai 24 Oktober hingga 4 November 2022 untuk memastikan data yang diinput sesuai dan memiliki evidence.
Panitia kemudian melakukan scoring pada 7-11 November 2022 yakni melakukan penilaian data 17 goals untuk 74 kota. Hasilnya berupa rating dengan klasifikasi: 0-50 The Exciter, 51-60 The Encourager, 61-70 The Advocator, 71-80 The Innovator, dan 81-100 The Revolutionary.
Tahap terakhir, penilaian panelis yang berlangsung mulai 14 November hingga 22 November. Diperoleh 15 besar kota terbaik dan 6 pemenang. 15 Kota terbaik di luar pemenang di atas adalah Probolinggo, Pagar Alam, Tegal, Tasikmalaya, Bogor, Sukabumi, Gorontalo, Banjarbaru, dan Tangerang.
Semarang unggul setelah melalui penilaian dampak, yakni scoring interval terhadap growth rate berdasarkan 26 indikator Bappenas, penilaian atas disclosure dan dampak berdasarkan indikator Standar GRI/Tata Kelola SDGs, dan penilaian relevansi berdasarkan Bappenas-PT Surveyor Indonesia dengan SDSN US dan Italia. Kota Semarang mendapatkan nilai tinggi untuk disclosure, impact, kelengkapan bukti dokumen pendukung, program unggulan dan leadership.
Penjurian I-SIM for Cities dilakukan oleh sejumlah tokoh dari berbagai bidang, yakni perwakilan dari akademisi, media, pemerintahan, praktisi urban, korporasi, komunitas bisnis, dan orang muda.
Staf Ahli Bappenas Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan dan Kepala Sekretariat Nasional SDGs Vivi Yulaswati menambahkan aspek penentuan pemenang meliputi hasil scoring pengisian data (70 persen), program unggulan dengan aspek inovasi, kolaborasi, dampak, keberlanjutan (20 persen), dan nilai leadership kota (10 persen).
“Kalau melihat I-SIM itu Integrated Sustainability, tentunya berbasis data yang tidak hanya fokus pada satu atau dua goals, tetapi juga berbicara keterkaitan antar goals SDGs dan dampaknya. Jadi tentunya ini merupakan bagian dari pembelajaran kota-kota dan mungkin nanti akan berkembang ke daerah-daerah lainnya supaya bisa membangun data yang lebih baik, kita bisa mengukur dan menjadi pembuktian ketercapaian dari SDGs masing-maisng kota dan tentunya Indonesia,” ucapnya.