Senin 05 Dec 2022 16:32 WIB

Siaga Bencana, Wapres Minta Pemda di Daerah Rawan Siapkan Diri

Pesan ini mengantisipasi peningkatan kejadian bencana menjelang akhir tahun.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Presiden Maruf Amin
Foto: Republika/Thoudy Badai
Wakil Presiden Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta seluruh pemerintah daerah bersiap mengantisipasi bencana di wilayahnya. Secara khusus, Ma'ruf menekankan pemerintah daerah yang wilayahnya rawan bencana. Ini disampaikan Ma'ruf, untuk mengantisipasi peningkatan kejadian bencana menjelang akhir tahun.

"Kita memang sudah memerintahkan agar pemerintah daerah, provinsi dan kabupaten, terutama mereka yang memang merupakan daerah langganan terjadinya bencana itu sudah menyiapkan diri untuk melakukan antisipasi," ujar Ma'ruf dalam keterangan persnya di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (5/12).

Baca Juga

Ma'ruf mengatakan, saat ini sudah ada badan khusus penanggulangan bencana yakni BNPB untuk nasional maupun BPBD di tiap daerah. Karena itu, dia meminta Pemda berkoordinasi dengan BNPB maupun BPBD untuk melakukan berbagai langkah. Mulai dari mitigasi bencana hingga sosialisasi dan edukasi kepada masyararakat.

"Melakukan mitigasi terharap hal-hal yang mungkin akan terjadi, baik warning kepada masyarakat, kemudian juga persiapan-persiapan, termasuk anggaran yang harus disiapkan di daerah," ujar Ma'ruf.

Ma'ruf juga mengingatkan BNPB dan BMKG untuk terus menyampaikan informasi terkait kebencanaan kepada pemda, masyarakat dan aparat lainnya. Ini untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan bencana yang terjadi di tiap daerah.

"Selain di pusat dan juga tentu aparat di daerah itu badan penanggulangan di daerah dan ini semua kita sudah minta mereka untuk terus bersiap diri menghadapi berbagai kemungkinan," ujarnya.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebelumnya telah memetakan daerah rawan bencana di Indonesia melalui platfrom Inarisk. Direktur Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pangarso Suryotomo mengatakan, BNPB mencatat hampir 80 ribu desa Indonesia dengan 53 ribu di antaranya masuk kategori rawan bencana tinggi dan sedang. Sedangkan, 5.744 desa lainnya diambang rawan gempa dan tsunami.

"Kami sekarang bisa memetakan, sekitar hampir 80 ribu desa di Indonesia dan 53 ribu di antaranya rawan bencana tinggi dan sedang. 45 ribu desa lebih rawan gempa, kemudian desa yang rawan gempa dan tsunami ada sekitar 5.744 desa," ujar Pangarso.

Selain itu, ada 2.160 desa yang rawan terdampak gunung api, sekitar 37 ribu desa berisiko terdampak banjir, dan 41 ribu rawan kekeringan. Sehingga, ancaman yang menyentuh 53 ribu desa itu juga mengancam 51 juta keluarga yang ada di kawasan tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement