Jumat 02 Dec 2022 20:26 WIB

KPU Persenjatai Pamdal untuk Hadapi Kerusuhan Pemilu 2024

Para satpam itu berpenampilan persis seperti pasukan anti huru hara kepolisian.

Rep: Febryan A/ Red: Ilham Tirta
Satpam atau pasukan pengamanan dapam (Pamdal) KPU tengah berbaris jelang peluncuran Pasukan Jagat Saksana di Ancol, Jakarta, Jumat (2/12). Para satpam ini
Foto: Republika/Febryan. A
Satpam atau pasukan pengamanan dapam (Pamdal) KPU tengah berbaris jelang peluncuran Pasukan Jagat Saksana di Ancol, Jakarta, Jumat (2/12). Para satpam ini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) membekali satpam atau personel pengamanan dalam (pamdal) di setiap kantor KPU dengan pentungan hingga tameng. Satpam di lembaga demokrasi itu berpenampilan persis seperti pasukan anti huru hara kepolisian.

Pasukan yang dinamakan Jagat Saksana itu diperkenalkan pertama kali di acara Konsolidasi Nasional Kesiapan Pelaksanaan Pemilu Serentak 2024 di Ancol, Jakarta, Jumat (2/12/2022). Tampak para satpam itu mengenakan rompi, pelindung kaki dan tangan, serta helm yang semuanya berwarna hitam.

Baca Juga

Para satpam yang sejatinya merupakan warga sipil itu juga dilengkapi dengan sebuah tameng bertuliskan 'KPU'. Di bagian dalam tameng tersebut, terselip sebuah senjata berupa pentungan berwarna hitam legam. Selain itu, terdapat pula sejumlah pasukan yang menggunakan motor trail.

Pasukan tersebut sempat melakukan simulasi. Mereka seolah-olah sedang menghadapi massa yang berdemonstrasi di depan sebuah kantor KPU. Mereka membentuk barisan dengan tameng untuk mengadang massa yang merengsek masuk.

Ketua KPU, Hasyim Asy'ari mengatakan, pasukan Jagat Saksana ini ada di kantor KPU setiap tingkatan, mulai dari kantor KPU hingga kantor KPUD di kabupaten/kota. Sebelum diberikan perlengkapan, mereka dilatih terlebih dahulu di SPN Lido Polda Metro Jaya.

Hasyim menjelaskan, pasukan ini diperlukan untuk mengamankan kantor KPU. Mereka diberikan perlengkapan seperti pasukan anti huru hara untuk menghadapi kericuhan yang mungkin terjadi saat gelaran Pemilu 2024.

"Yang namanya pemilu dan pilkada itu adalah konflik yang dianggap sah dan legal untuk meraih kekuasaan atau mempertahankan kekuasaan. Dalam situasi konflik itu, kan bisa menggunakan kekerasan fisik, bisa menggunakan kekerasan verbal. Jadi segala sesuatu harus kita antisipasi," kata Hasyim kepada wartawan usai simulasi pasukan Jagat Saksana itu.

Hasyim menegaskan, pihaknya bukan berharap akan terjadi kericuhan maupun kerusuhan saat Pemilu 2024. Kehadiran pasukan itu hanya upaya antisipasi. "Kalau ada kejadian seperti (simulasi tadi), kita relatif lebih siap dari dalam," ujarnya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement