Kamis 01 Dec 2022 17:32 WIB

Ekspedisi Jala Citra 2 Pushidrosal Berhasil Temukan Enam Gunung Bawah Air

Ada kemungkinan terjadinya tsunami jika gunung bawah air yang ditemukan ini meletus.

 Dalam foto satelit yang diambil oleh Planet Labs PBC ini, sebuah pulau yang diciptakan oleh gunung berapi bawah air Hunga Tonga Hunga. (Ilustrasi)
Foto: AP/Planet Labs PBC
Dalam foto satelit yang diambil oleh Planet Labs PBC ini, sebuah pulau yang diciptakan oleh gunung berapi bawah air Hunga Tonga Hunga. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ekspedisi Jala Citra 2-2022 Banda oleh Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) menemukan enam gunung di bawah air. Gunung yang ditemukan di bawah air memiliki tinggi mencapai 3.400 meter.

"Kami dapatkan ada enam gunung yang cukup besar, tingginya juga mencapai 3.400 meter. Kami melihat ini sesuatu yang perlu diwaspadai bersama," ucap Komandan Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Danpushidrosal) Laksamana Madya TNI Nurhidayat di Markas Komando Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL, Ancol Timur, Jakarta Utara, Kamis (1/12/2022).

Baca Juga

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kata Nurhidayat, telah membuat simulasi mengenai bagaimana mitigasi yang dapat dilakukan apabila gunung di bawah air tersebut meletus. Nurhidayat mengatakan, terdapat kemungkinan terjadinya tsunami apabila gunung ini meletus.

Simulasi yang dilakukan bersama BNPB berfungsi untuk memperkirakan tinggi tsunami, arah tsunami, dan seberapa besar tsunami yang dapat diakibatkan oleh letusan gunung tersebut. "Perlu melakukan mitigasi bencana sehingga ada pembelajaran buat penduduk setempat," kata Nurhidayat.

Pada Jala Citra 1, Pushidrosal juga telah menemukan 10 gunung di bawah air, dan ternyata gunung-gunung tersebut merupakan gunung kecil yang merupakan hasil dari letusan gunung besar.

Ditegaskan pula oleh Nurhidayat bahwa Jala Citra akan terus dikembangkan. Ekspedisi ini akan fokus pada laut dalam karena Nurhidayat memandang bahwa laut dalam menyimpan misteri yang sangat banyak.

"Laut dangkal tidak terlalu banyak permasalahannya. Akan tetapi, kalau laut dalam itu banyak misteri yang bisa didapatkan, di samping peralatan survei yang juga sangat terbatas untuk bisa di laut dalam," kata Nurhidayat.

Ke depannya, dia menargetkan agar dapat menggunakan KRI Dewa Kembar (932) untuk menjadi andalan survei wilayah perairan laut dalam di Indonesia. Saat ini KRI Dewa Kembar sedang dalam perbaikan.

"Mudah-mudahan KRI Dewa Kembar sudah siap pada tahun depan dengan multibeamsehingga ada tiga kapal yang bisa disiapkan untuk survei secara bersama," kata Nurhidayat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement