REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) 2021 Ignatius Prapto Raharjo mengatakan persentase anak perempuan dan anak laki-laki usia 13-17 tahun yang pernah mengalami satu bentuk kekerasan atau lebih dalam 12 bulan terakhir sebesar 26,58 persen dan 20,51 persen. "Sebesar 26,58 persen untuk anak perempuan dan 20,51 persen untuk anak laki-laki," kata Ignatius Prapto Raharjo dalam "Launching Hasil Pengolahan dan Analisis Data SNPHAR 2021", Rabu (30/11/2022).
Sementara prevalensi anak 13-17 tahun yang pernah mengalami satu bentuk kekerasan atau lebih sepanjang hidup adalah 46 persen (anak perempuan) dan 37,4 persen (anak laki-laki). "Lebih rendah dibanding (SNPHAR) 2018," kata Ignatius Prapto Raharjo.
Menurut dia, prevalensi kekerasan selama masa Covid-19 adalah 23,42 persen untuk anak laki-laki dan 26,95 persen untuk anak perempuan. "Tidak jauh berbeda dengan data prevalensi kekerasan selama 12 bulan terakhir," katanya.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga mengatakan data hasil Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak Dan Remaja (SNPHAR) tahun 2021 akan memberikan gambaran yang lebih komprehensif atas isu kekerasan terhadap anak. "Pelaksanaan SNPHAR ini menjadi sangat penting bagi pemangku kepentingan dalam membantu memahami skala dan permasalahan kekerasan terhadap anak sebagai dasar dalam pengembangan kebijakan dan program pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak," kata Bintang Puspayoga.
SNPHAR 2021 mencakup 14.160 rumah tangga yang tersebar di 1.416 blok sensus di 236 kecamatan yang berada di 178 kabupaten/kota dari 33 provinsi. Responden yang diambil dalam SNPHAR 2021 adalah anak laki-laki dan anak perempuan usia 13-17 tahun dan usia 18-24 tahun di perkotaan dan perdesaan.