Ahad 27 Nov 2022 13:54 WIB

Andi Arief Sebut Jokowi Mulai Melemah di Mata Parpol

Acara relawan dinilai upaya Jokowi menguatkan kembali posisinya di politik nasional.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus raharjo
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief (tengah) berjalan meninggalkan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) usai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Senin (10/5/2022). Andi Arief diperiksa sebagai saksi kasus korupsi pengadaan barang dan jasa serta perizinan di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur tahun 2021-2022 yang menjerat Bupati Penajam Paser Utara Abdul Gafur Masud sebagai tersangka.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief (tengah) berjalan meninggalkan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) usai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Senin (10/5/2022). Andi Arief diperiksa sebagai saksi kasus korupsi pengadaan barang dan jasa serta perizinan di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur tahun 2021-2022 yang menjerat Bupati Penajam Paser Utara Abdul Gafur Masud sebagai tersangka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief menanggapi acara relawan yang dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta. Menurutnya, acara tersebut menunjukkan bahwa Jokowi mulai melemah posisinya di mata partai politik.

"Pengerahan massa oleh Pak Jokowi itu menunjukkan Jokowi sebetulnya sedang dalam posisi melemah di mata para parpol," ujar Andi lewat pesan suara, Ahad (27/11/2022).

Baca Juga

Acara relawan tersebut, merupakan upaya Jokowi untuk menguatkan kembali posisinya di kancah politik Indonesia. Adapun acara mobilisasi massa tersebut disebutnya mengerahkan berbagai sumber daya.

"Secara umum Jokowi dibaca sedang memasuki fase lemah, dalam politik hal yang biasa dan mencoba untuk menguatkan diri dengan cara-cara itu," ujar Andi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin agar pemimpin Indonesia ke depan bisa menjaga keberlanjutan program pembangunan pemerintah. Keberlanjutan pembangunan bangsa ini harus terus dilanjutkan untuk mencapai Indonesia Emas di 2045.

“Yang sudah kita bangun harus kita jaga keberlanjutannya setuju? Inilah yang harus kita jaga bersama-sama bukan hanya untuk 2024, bukan hanya untuk 2029 tapi untuk Indonesia Emas 2045 dan seterusnya,” kata Jokowi dalam pidatonya saat menghadiri acara Gerakan Nusantara Bersatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Sabtu (26/11).

Karena itu, ia mengingatkan agar pembangunan yang dilakukan tak hanya untuk kepentingan politik yang hanya sesaat. “Oleh karena itu, jangan hanya karena kepentingan sesaat, kepentingan jangka pendek, kepentingan-kepentingan politik, kemudian lupa menjaga keberlanjutan pembangunan yang telah kita mulai, kemudian menjaga juga, jangan lupa menjaga agar yang sudah di jalur yang tepat ini yang sudah on the right track ini terus bisa dilanjutkan,” jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement