Rabu 23 Nov 2022 03:34 WIB

Ratusan Orang Masih Hilang Akibat Gempa Cianjur

Belum semua korban meninggal gempa Cianjur sudah diidentifikasi.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Indira Rezkisari
Suasana rumah dan jalan yang hancur akibat gempa di Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Suasana rumah dan jalan yang hancur akibat gempa di Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga meninggal dunia pasca gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat masih terus bertambah. Data per Selasa (22/11/2022) pukul 17.00 WIB dilaporkan 268 orang meninggal dunia. Mayoritas warga meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan yang ambruk saat peristiwa terjadi.

Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, sebanyak 122 orang dari 268 jenazah itu sudah teridentifikasi, sisanya hingga saat ini belum teridentifikasi. "Korban jiwa meninggal dunia sekarang ada 268 (orang), dari 268 yang sudah teridentifikasi siapanya ini sebanyak 122 jenazah," kata Suharyanto, Selasa (22/11/2022).

Baca Juga

Selain itu, sambung Suharyanto, masih ada 151 orang yang hilang akibat gempa. Menurutnya bisa saja sebagian orang hilang merupakan jenazah yang belum teridentifikasi hingga kini.

"Apakah 151 orang bagian dari belum teridentifikasi? Kami akan dalami lebih lanjut. Bisa saja sebagian ada dalam 268 yang belum teridentifikasi," tutur Suharyanto.

Adapun untuk korban yang mengalami luka-luka teridentifikasi sebanyak 1.083 orang. Sementara sebanyak 56.362 warga sedang mengungsi. Untuk erugian materiil, sebanyak 6.570 rumah rusak berat, 2.071 unit rumah rusak sedang, dan 12.641 rumah rusak ringan.

"Kami masih akan terus melakukan pendataan terkait kerugian materiil yang diderita," ujarnya.

Ia menambahkan, di Kabupaten Cianjur ada 12 kecamatan yang terdampak gempa. Dua belas kecamatan itu yakni Kecamatan Cianjur, Karang Tengah, Warung Kondang, Cugenang, Cilaku, Cibeber, Sukaresmi, Bojong Picung, Cikalong Kulon, Sukaluyu, Pacet, dan Gekbrong.

"Dan di masing-masing kecamatan sudah berdiri tempat-tempat pengungsian bahkan mungkin jumlahnya bertambah, karena tempat pengungsian yang 12 ini adalah yang terpusat bagi masing-masing kecamatan," ujarnya.

Hadir dalam kesempatan yang sama, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati meminta masyarakat tak perlu takut dengan adanya gempa susulan. Ia menyebut, kondisi kegempaan saat ini semakin melemah. Tercatat pada data yang termonitor pukul 17.00, gempa susulannya sudah terjadi 145 kali.

"Namun tidak perlu dicemaskan, karena gempa-gempa susulan itu sebagian besar tidak dirasakan, yang bisa mencatat adalah alat," ujarnya.

Ia menjelaskan, beberapa yang dirasakan paling besar gempa susulan adalah magnitudo 4,2 dan yang paling kecil 1,2. Ia memprediksi gempa susulan akan berhenti terjadi dalam empat hari ke depan. "Sehingga BMKG memperhitungkan kurang lebih 4 hari lagi insya Allah gempa-gempa tersebut sudah makin berkurang Insya Allah berhenti," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement