Senin 14 Nov 2022 15:20 WIB

Wapres: Lawan Politik Identitas di Pemilu 2024 dengan Nilai-Nilai Pancasila

Wapres mengingatkan politik identitas jangan rusak keutuhan bangsa Indonesia

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Nashih Nashrullah
Wakil Presiden Maruf Amin saat sambutan di acara Penguatan Pembinaan Ideologi kepada Aparatur Pemerintah Banten di Kantor Gubernur Banten, Serang, Senin (14/11).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden Maruf Amin saat sambutan di acara Penguatan Pembinaan Ideologi kepada Aparatur Pemerintah Banten di Kantor Gubernur Banten, Serang, Senin (14/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG— Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta bangsa Indonesia mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. 

Terutama, kata Ma'ruf, di tahun-tahun politik menjelang Pemilu 2024 yang rawan terjadi politik identitas. 

Baca Juga

"Memasuki periode menuju pesta demokrasi 2024, jadikanlah nilai-nilai Pancasila sebagai lokomotif dalam melawan politik identitas, baik identitas ras, etnis, agama, maupun identitas sosial lainnya," ujar Ma'ruf dalam acara Penguatan Pembinaan Ideologi kepada Aparatur Pemerintah Banten di Kantor Gubernur Banten, Serang, Senin (14/11/2022). 

Ma'ruf mengingatkan, jangan sampai politik identitas ini merusak keutuhan bangsa Indonesia. Dia mengatakan, Pancasila menjadi pedoman nilai-nilai untuk menjaga persatuan dan kesatuan serta tidak saling bertentangan. 

Selain itu, sebagai negara dengan penduduk mayoritas Islam, memiliki pedoman kitab suci Alquran yang salah satu ayatnya berbunyi 'lakum dinukum waliyadin' yang artinya 'bagimu agamamu bagiku agamaku'. 

Ma'ruf pun menyerukan pedoman itu digunakan saat menghadapi perbedaan pilihan partai di Pemilu mendatang. 

"Karena itu ketika nanti kita menghadapi Pemilu, saya sering mengatakan ya seperti itu kita, kalau agama kita lakum dinukum waliyadin, dalam berpartai lakum partaiukum walana partaiuna, partai anda partai Anda, partai kami partai kami. Jadi akur-akur saja," kata Ma'ruf. 

Begitu juga, lanjut dia, saat bangsa Indonesia dihadapkan pada pilihan pasangan calon presiden dan wakil presiden berbeda, agar tidak saling bermusuhan. 

"Ya begitu juga, lakum capresukum walana capresuna, jadi ini tidak perlu kita berbeda partai, berbeda capres, kemudian kita bermusuhan, saya kira tidak selayaknya kita sebagai bangsa Indonesia, dan kita sebagai insan Pancasilais sejati, ini saya kira nilai-nilai itu," ujarnya. 

Lebih lanjut, Ma'ruf mengatakan Pancasila merupakan titik temu yang menyatukan bangsa Indonesia semua agama. Karena itu, kata Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia ini, Pancasila dan agama tidak saling bertentangan dan menegasikan, tetapi justru saling memperkuat. 

Karena itu, dia tidak setuju jika ada yang mempertentangkan memilih Pancasila maupun agama. Menurutnya, seorang Muslim yang baik bisa menjadi Pancasilais, begitu juga seorang Pancasilais juga bisa menjadi Muslim yang baik. 

"Jadi tidak ada, dua hal bukan sesuatu hal yang dipertentangkan. Ini yang barangkali perlu di-clear-kan sehingga tidak ada lagi orang pilih Pancasila apa Islam, itu saya kira pertanyaan yang tidak betul itu ya," ujarnya.     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement