REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan jajaran aparatur sipil negara (ASN) untuk memberikan pelayanan publik kepada masyarakat sesuai tanggung jawabnya. Kiai Ma'ruf mendorong untuk mempermudah pelayanan kepada masyarakat.
Dia pun menyampaikan hadits Rasulullah tentang balasan orang yang mempermudah dan mempersulit urusan orang lain, yang berbunyi 'Barang siapa yang diberi tanggung jawab untuk menangani urusan umatku, lalu ia mempersulit mereka, maka persulitlah hidupnya. Dan barang siapa yang diberi tanggung jawab untuk mengurusi umatku, lalu ia memudahkan urusan mereka, maka mudahkanlah hidupnya.
"Ini sudah didoakan oleh nabi ini, jadi yang bikin mudah dimudahkan, yang bikin sulit disulitkan," ujar Ma'ruf saat sambutan di acara Penguatan Pembinaan Ideologi Pancasila kepada Aparatur Pemerintah Banten di Pendopo Gubernur Provinsi Banten, Serang, Banten, Senin (14/11/2022).
Hadits ini, kata Ma'ruf, menggambarkan pentingnya ASN untuk melaksanakan kerja birokrasi dengan penuh tanggung jawab. Dia mengingatkan, kerja birokrasi khususnya pelayanan publik terus dipantau publik, bahkan komunitas internasional.
"Jadi bukan tidak dipantau orang kita, dunia juga memantau kita ternyata. Kualitas kelembagaan birokrasi dijadikan ukuran dan indikator pencapaian dari setiap negara," ujarnya.
Dia mencontohkan, Worldwide Governance Indicators (WGI) yang mengukur pelayanan publik suatu negara dengan enam dimensi, yaitu akuntabilitas publik, stabilitas politik dan kekerasan, efektivitas pemerintahan, kualitas regulasi, aturan hukum, dan tingkat korupsi.
Pada enam indikator tersebut, WGI Indonesia pada 2021 mengalami penguatan nilai dibanding dengan capaian pada 2016. "Kecuali, nah masih ada kecualinya ternyata, pada indikator tingkat korupsi yang tetap, stagnan, masih stagnan, dan indikator stabilitas politik dan kekerasan yang nilainya turun," katanya.
Untuk itu, sebagai bagian dari birokrasi, ASN dituntut untuk tidak hanya berkompetensi teknis, manajerial, dan sosiokultural, tetapi juga berintegritas dan berjiwa Pancasila. Menurutnya, selain sebagai pemersatu dan perekat bangsa, ASN juga memainkan peran penting dalam birokrasi, terutama dalam memberikan pelayanan publik yang bertanggung jawab.
"Nilai-nilai luhur Pancasila harus terinternalisasi pada jiwa, pola pikir, dan perilaku kinerja seluruh ASN," kata Ma'ruf.
Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Karjono mengatakan seorang ASN tidak cukup hanya memiliki kepintaran. Namun, juga harus memiliki kebijaksanaan untuk terus berpegang teguh pada ideologi Pancasila dalam setiap pengambilan keputusan.
“Kalau bicara pintar, ASN itu sudah sangat pintar. Dari tes CAT sudah mengalahkan beberapa ribu peserta lain. Tapi, akan membahayakan kalau jadi orang yang pintar, tetapi tidak benar,” ujarnya.