Ahad 13 Nov 2022 19:39 WIB

Janji Surya Paloh dan Pengakuannya Butuh 'Pemodal Besar' untuk Pilpres

Surya Paloh merespons prediksi Nasdem tidak lolos ke Senayan pada 2024.

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyampaikan pidato politik pada Puncak Perayaan HUT ke-11 NasDem di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (11/11/2022). Partai NasDem merayakan HUT ke-11 bertajuk It
Foto:

Sebelumnya, Lingkaran Survei Indonesia Denny JA (LSI Denny JA) merilis hasil temuan dan analisis survei terbaru mengenai elektabilitas partai politik di Indonesia jelang Pemilu 2024. Dalam survei yang dilakukan pada tanggal 11-20 September 2022 itu, menempatkan Nasdem berada di posisi tujuh dengan elektabilitas 3,9 persen

Jika kondisi seperti ini yang terjadi di Pemilu 2024 mendatang, maka Nasdem tidak akan dapat masuk ke parlemen karena suara yang diperolehnya tidak sampai 4 persen. Survei LSI ini dilakukan pada tanggal 11-20 September 2022 dengan melibatkan 1.200 responden.

Metodologi sampling yang digunakan yakni multistage random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner dan Survei ini memiliki tingkat margin of error sebesar +/- 2.9 persen.

Berbeda hasil dengan survei LSI Denny JA, survei nasional Populi Center terhadap partai yang akan dipilih publik jika Pemilihan Legislatif dilaksanakan hari ini menempatkan tujuh partai memperoleh elektabilitas di atas empat persen per Oktober 2022.

Urutan pertama ada PDIP dengan 15,7 persen, Gerindra dengan 12,6 persen, Golkar dengan 10,3 persen, PKB dengan 7,8 persen, Nasdem dengan 7,3 persen, PKS dengan 6,4 persen, dan Partai Demokrat dengan 6,3 persen.

Meski PDIP menempati urutan pertama, elektabilitas partai besutan Megawati Soekarnoputri ini mengalami penurunan dibandingkan pada Juli 2022 lalu yakni 21,2 persen. Penurunan juga terjadi pada Partai Gerindra, Golkar, dan PKB dibandingkan Juli lalu masing masing 13 persen, 12,2 persen dan 8,3 persen.

Di sisi yang lain, Partai Nasdem yang baru saja mengumumkan dukungannya kepada Anies Baswedan, mengalami sedikit peningkatan elektabilitas yakni satu persen dibandingkan pada Juli lalu 6,3 persen. Sedangkan Partai Demokrat stagnan di angka 6,3 persen dan PKS naik dibandingkan Juli lalu empat persen.

"Dalam konteks partai itu, di beberapa partai walaupun tidak terlalu mencolok, Nasdem alami kenaikan kalau dilihat walaupun hanya 1-2 persen kalau dibandingkan Juli dan Maret," ujar Peneliti Senior Populi Center Usep S. Ahyar dalam rilis survei, pada Rabu (26/10/2022).

Usep menduga kenaikan elektabilitas Nasdem ada hubungan positif dengan pencalonan terhadap Anies Baswedan yang juga mempunyai elektabilitas tinggi di Pilpres 2024. Dalam survei Populi, Anies Baswedan memiliki elektabilitas 29,2 persen atau posisi kedua setelah Ganjar Pranowo dengan 29,7 persen, disusul Prabowo Subianto 27,6 persen.

Dia menyebut, kenaikan ini dipengaruhi efek ekor jas atau coattail effect"Kalau dilihat pengalaman-pengalaman Pilpres lalu, memang tokoh ini mempunyai coattail effect atau efek ekor jas yang dapat membawa partai yang mendukung itu memiliki potensi untuk menaikkan elektabilitas," ujarnya.

Sedangkan, partai lainnya mendapatkan angka di bawah 4 persen, yakni PPP dengan tiga persen, disusul PAN dua persen, Perindo 1,5 persen, PSI 0,3 persen, Garuda 0,3 persen, Partai Hanura 0,2 persen, Berkarya 0,2 persen, dan PKPI 0,1 persen.

Survei Populi Center dilaksanakan pada periode 9 hingga 17 Oktober 2022 dengan 1.200 responden menggunakan metode random sampling. Wawancara dilakukan tatap muka menggunakan aplikasi survei Populi Center di 120 kelurahan yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia dengan tingkat kepercayaan survei 95 persen dengan margin of error 2,83 persen.

 

photo
Anies Siap Menjadi Calon Presiden 2024 - (infografis republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement