Kamis 10 Nov 2022 18:33 WIB

Kasus Covid-19 Kembali Naik, Wiku: Varian Baru Belum Tentu Jadi Penyebabnya

Pemicu utama meningkatnya kasus Covid-19 adalah kendornya prokes.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Indira Rezkisari
Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 ke ibu hamil dan menyusui menggunakan metode satu ke banyak (one to many) di RSUD Al Ihsan, Baleendah, Kabupaten Bandung.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 ke ibu hamil dan menyusui menggunakan metode satu ke banyak (one to many) di RSUD Al Ihsan, Baleendah, Kabupaten Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan adanya tren kenaikan kasus, baik kasus positif, aktif, maupun kematian dalam enam pekan terakhir. Namun menurut Wiku, tren peningkatan jumlah kasus ini belum tentu disebabkan oleh kemunculan varian baru Covid-19.

Ia mengatakan, per 28 Oktober 2022 sudah teridentifikasi terdapat sebanyak 12 kasus dengan varian XBB yang sudah masuk ke Indonesia saat ini. Pemerintah pun terus melakukan serosurvey dan whole genome sequencing untuk mengidentifikasi kasus-kasus dengan varian baru.

Baca Juga

“Belum bisa dikatakan varian baru ini menjadi pemicu utama adanya tren peningkatan ini,” kata Wiku Adisasmito saat konferensi pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (10/11/2022).

Wiku menyebut, pemicu utama meningkatnya kasus Covid-19 saat ini yakni kembalinya aktivitas sosial ekonomi masyarakat namun tanpa disertai dengan protokol kesehatan yang ketat. Selain itu, berdasarkan data mobilitas penduduk, kenaikan mobilitas hingga 29 persen terjadi di tempat rekreasi, berbelanja, dan juga perkantoran.

“Sudah kembalinya aktivitas sosial ekonomi seperti sediakala, namun dengan protokol kesehatan yang rendah menjadi pemicu utama kembali meningkatnya kasus,” ujar dia.

Dari catatan Satgas, dalam sepekan terakhir ini Indonesia memiliki 30 ribu kasus positif tambahan. Dengan bertambahnya jumlah kasus positif ini, maka jumlah kasus aktif juga mengalami peningkatan menjadi 37 ribu kasus dan kasus kematian meningkat menjadi sebanyak 232 kasus dalam sepekan terakhir ini.

Sedangkan jika dillihat dari lima provinsi yang mengalami peningkatan kasus tertinggi, maka DKI Jakarta menjadi yang tertinggi untuk kasus positif yaitu sebanyak 11.422 kasus positif mingguan. Jawa Tengah menjadi yang tertinggi untuk kematian yaitu sebesar 63 kasus kematian mingguan dan Sumatera Selatan menjadi yang tertinggi untuk BOR mingguan yaitu 22,83 persen.

Karena itu, Wiku mengingatkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah agar menindaklanjuti tren peningkatan kasus yang terjadi dalam enam minggu terakhir ini. Ia meminta seluruh kepala daerah untuk memantau perkembangan kasus di wilayahnya masing-masing.

“Mohon untuk diperketat kembali protokol kesehatan di tempat-tempat umum dan kegiatan-kegiatan sosial ekonomi yang sudah berjalan,” kata Wiku.

Sedangkan untuk masyarakat yang mengalami gejala Covid-19 maupun berkontak erat dengan pasien positif diminta agar segera melakukan testing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement