REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mencatat ada sebanyak empat kasus gagal ginjal akut yang terjadi di wilayah Tangsel, Banten. Sebanyak tiga kasus di antaranya sudah sembuh, sementara satu kasus lainnya masih dalam perawatan.
"Di Tangsel sekarang ada empat kasus. Anak-anak semua. Tiga sudah sembuh, satu masih dirawat di RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat)," kata Kepala Dinkes Tangsel Allin Hendalin Mahdaniar di Tangsel, Rabu (9/11/2022).
Allin menjelaskan, kasus-kasus tersebut berawal dari para anak yang mengalami sakit panas, lalu mengonsumsi obat sirup. Berapa lama kemudian, tiba-tiba mereka tidak bisa buang air kecil, hingga akhirnya terdeteksi mengalami gagal ginjal akut. "Untungnya cepat dibawa ke RS sehingga dapat penanganan cepat. Jadi, jangan kasih-kasih sirup dulu ya," ujarnya.
Sebagai upaya antisipasi kenaikan kasus gagal ginjal akut, Allin mengatakan pihaknya rutin melakukan inspeksi mendadak atau sidak ke titik-titik fasilitas kesehatan, apotek, atau toko obat. Terutama menindaklanjuti hasil laporan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengenai 69 jenis obat yang izin edarnya dicabut terkait dengan masalah penyakit gagal ginjal akut.
Namun, Allin tidak menyebut berapa jumlah obat-obat berkategori itu yang dilakukan penindakan dalam sidak. Terhadap obat-obatan yang dilarang beredar tersebut dilakukan karantina. "Berapa banyaknya belum cek ya tapi yang pasti pada saat turun dengan BPOM, obat-obatan yang memang tercatat enggak boleh itu langsung diamankan. Nggak boleh dijual. Kemarin sih nggak disita, cuma disegel dan ditaruh di satu tempat karena penyitaan itu ada proses tahapannya," ujarnya.
Allin menegaskan pihaknya juga terus melakukan sosialisasi terkait antisipasi masalah penyakit gagal ginjal, terutama dilakukan melalui puskesmas-puskesmas yang ada di Tangsel. Selain itu juga dilakukan edukasi melalui media sosial.