Rabu 09 Nov 2022 06:37 WIB

Pakar UGM: Migrasi TV Analog ke Digital Wujudkan Siaran Beragam

TV yang ada dikuasai oleh sejumlah konglomerat media sehingga tidak bisa diharapkan.

Pedagang menonton siaran televisi yang telah dipasang perangkat set top box (STB). Migrasi dari TV analog ke TV digital memberikan peluang konten siaran yang lebih beragam bagi masyarakat.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pedagang menonton siaran televisi yang telah dipasang perangkat set top box (STB). Migrasi dari TV analog ke TV digital memberikan peluang konten siaran yang lebih beragam bagi masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Pakar ilmu komunikasi Universitas Gadjah Mada Rahayu mengatakan migrasi dari TV analog ke TV digital memberikan peluang konten siaran yang lebih beragam bagi masyarakat. Selain itu, kata dia, kualitas siaran TV digital, khususnya kualitas audio-visualnya, jauh lebih bagus dibanding TV analog.

"TV yang ada sudah telanjur dikuasai oleh sejumlah konglomerat media sehingga tidak bisa diharapkan lagi. Perlu kehadiran TV-TV baru yang dapat menyajikan konten yang lebih beragam, kreatif," kata Rahayu melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa (8/11/2022).

Baca Juga

TV digital menawarkan lebih banyak variasi konten dan layanan komunikasi lainnya di luar penyiaran. “Bagi pemerintah, migrasi ke TV digital juga berpotensi meningkatkan pendapatan nasional," kata dia.

Dengan jumlah spektrum frekuensi digital yang berlipat, menurut dia, dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menyelenggarakan penyiaran, terutama penyiaran komunitas dan penyiaran publik yang selama ini cenderung terabaikan. Jumlah spektrum frekuensi yang banyak, lanjut Rahayu, juga memungkinkan dimanfaatkan untuk mengembangkan atau meningkatkan layanan komunikasi bencana.

"Seperti di Jepang, komunikasi terkait mitigasi bencana memanfaatkan penyiaran televisi untuk dapat menjangkau masyarakat luas," ujar ketua Prodi Magister Ilmu Komunikasi Fisipol UGM ini.

Kondisi ini berbeda dengan frekuensi analog selama ini yang tidak mampu memenuhi permintaan pendirian TV baru. Migrasi analog ke digital, kata dia, bakal memunculkan usaha-usaha atau industri baru yang membuka lapangan kerja bagi masyarakat seperti pengelolaan multipleksing, produksi set-top-box, pesawat TV digital, content provider, dan lain-lain.

Namun, menurut Rahayu, ketersediaan set-top-box (STB) di pasaran tidak selalu ada, kalaupun ada tidak sesuai dengan standar STB yang ditetapkan oleh Kominfo. "Harapan kita pemerintah perlu memastikan distribusi set-top-box menjangkau masyarakat yang memerlukan," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement