Senin 31 Oct 2022 22:40 WIB

Kabupaten Cirebon Siapkan Empat Rumah Sakit Tangani Gagal Ginjal Akut

Empat rumah sakit di Kabupaten Cirebon jadi rujukan pasien gagal ginjal akut.

Dokter merawat pasien anak penderita gagal ginjal akut.
Foto: ANTARA FOTO/Ampelsaa
Dokter merawat pasien anak penderita gagal ginjal akut.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Pemerintah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, telah menyediakan empat rumah sakit rujukan untuk penanganan gagal ginjal akut, agar ketika ditemukan kasus bisa ditangani secara cepat. "Kami sudah mengantisipasi pasien gagal ginjal akut dengan menyediakan empat rumah sakit," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Cirebon Hilmy Rivai di Cirebon, Senin (31/10/2022).

Menurutnya, meskipun saat ini belum ada laporan terkait kasus gagal ginjal akut, namun untuk mengantisipasi, maka Pemkab Cirebon, menetapkan empat rumah sakit menjadi rujukan. Mengingat keempat rumah sakit itu memiliki peralatan dan sumber daya manusia (SDM) yang cukup mumpuni dalam rangka penanganan gagal ginjal, sehingga perlu ditegaskan agar bisa mempersiapkan diri. Ia menjelaskan, keempat rumah sakit tersebut adalah dua rumah sakit milik pemerintah daerah yaitu RSUD Arjawinangun, dan Waled, sedangkan dua lainnya yaitu RS Mitra Plumbon, dan RS Pertama yang merupakan milik swasta.

Baca Juga

"Kunci untuk penanganan gangguan ginjal akut ini yaitu kecepatan dalam penanganan, sehingga kami siapkan fasilitasnya," ujarnya.

Selain fasilitas kesehatan, pihaknya juga sudah membentuk tim gerak cepat di dinas kesehatan, agar ketika mendapatkan informasi terkait kasus tersebut bisa semakin mudah dalam berkoordinasi. "Kami menyiapkan tim gerak cepat, agar ketika ada laporan segera bisa ditangani," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Neneng Hasanah mengatakan untuk pencegahan gangguan ginjal akut, pihaknya telah melarang sementara unit pelayanan kesehatan memberi obat sirop hingga melarang apotek menjual obat sirop. "Kepada layanan kesehatan milik pemerintah juga sudah kami imbau jangan memberikan obat sirop, terutama lima obat yang telah ditarik peredarannya oleh BPOM," ujarnya.

Neneng menambahkan, pihaknya terus melakukan edukasi bagaimana cara mengatasi atau langkah manakala di fasilitas kesehatan terdapat ciri-ciri yang mengarah terhadap gagal ginjal akut ini.

"Seperti manakala ada pasien demam, kemudian langkah yang harus dilakukan itu seperti apa, menganalisa lebih detail lagi, termasuk obat apa yang sudah diberikan, dan sudah berapa lama pasien itu demamnya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement