REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terus mematangkan persiapan menjelang Pemilu 2024, salah satunya dengan peluncuran program unggulan dalam 'Road to Election 2024'. Partai berlambang bola dunia ini pun telah menyiapkan beberapa program unggulan tersebut untuk disampaikan kepada calon pemilih.
"Kami menyadari jika politik di Indonesia tidak boleh lagi mengandalkan sentimen emosional semata. Maka kami menyiapkan beberapa program unggulan untuk kami tawarkan kepada pemilih sehingga mereka bisa memilih PKB tidak sekadar karena ikatan emosional tetapi juga karena pilihan rasional," ujar Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PKB Syaiful Huda, dalam keterangannya, Sabtu (29/10/2022).
Huda mengatakan, program unggulan PKB tersebut akan diluncurkan besok, Ahad (30/10/2022). Menurutnya, peluncuran program unggulan akan istimewa karena dihadiri oleh rekan koalisi PKB, yakni Partai Gerindra. "Program unggulan kami launching Ahad besok. Kami berharap tawaran program ini disambut dengan diskusi dan perdebatan konstruktif sehingga akan menambah energi dan bobot program," ujar Huda.
Dia menjelaskan, program unggulan tersebut dipilih berdasarkan kajian matang. Baik dari sisi kemanfaatan maupun possibility dari sisi politik anggaran. "Program-program unggulan ini dihasilkan dari diskusi akademis yang melibatkan kalangan perguruan tinggi, NGO, maupun serapan aspirasi konstituen PKB maupun masyarakat umum," katanya.
Huda mengatakan, program unggulan ini meliputi isu di bidang ketenagakerjaan, pengelolaan subsidi, optimalisasi sektor pertanian, hingga pendidikan. Menurutnya, isu-isu tersebut merupakan isu dasar yang selalu menjadi persoalan dari tahun ke tahun.
"Kami menawarkan kebaruan model dan metode penyelesaian dari program unggulan yang kami tawarkan. Jadi kami pastikan program unggulan PKB bisa didiskusikan, baik dari sisi akademi maupun feasibility kebijakan," katanya.
Ketua Komisi X ini menegaskan, sudah saatnya dinamika pemilu diisi perdebatan program. Tak lagi sekadar membicarak sosok, identitas, maupun sentimen emosional lainnya. "Tentu sentimen emosional tetap perlu karena itu yang mengikat kita, tetapi juga sudah saatnya kita bicarakan juga program apa yang bisa ditawarkan kepada publik melalui perjuangan politik mempengaruhi kebijakan negara," kata Huda