Kamis 27 Oct 2022 18:05 WIB

Perbedaan Latar Pendidikan Pemilih Anies, Ganjar, dan Prabowo Berdasarkan Survei

Pemilih Anies cenderung berasal dari kalangan menengah ke atas berpendidikan tinggi.

Sejumlah relawan menghadiri acara Rakernas dan Ikrar Kebulatan Tekad Relawan Go-Anies di Jakarta, Ahad (23/10/2022). Anies bersama Ganjar Pranowo memiliki pemilih dengan latar pendidikan tinggi dibandingkan dengan pemilih Prabowo Subianto, demikian berdasarkan hasil survei SMRC.
Foto:

Begitu juga dalam pemilihan legislatif. Menurut Saiful, secara umum tingkat pendidikan juga berpengaruh. Orang yang memiliki pendidikan SLTP, SD, atau tidak bersekolah cenderung lebih tinggi pada pemilih PDIP.

"Ada 27 persen yang berpendidikan SLTP ke bawah yang memilih PDIP, sementara yang SLTA ke atas 23 persen," ungkapnya.

Hal yang sama terjadi pada Golkar, pemilih dari SLTP ke bawah 12 persen, sementara SLTA ke atas 9 persen. Pemilih SLTP ke bawah PKB 9 persen, SLTA ke atas 7 persen. PPP yang SLTP ke bawah 3 persen, SLTA ke atas 2 persen.

Kebalikan dari partai-partai ini, ialah pemilih PKS justru lebih dominan dari yang berpendidikan SLTA ke atas, sebesar 7 persen, sementara yang SLTP ke bawah 3 persen. Pemilih Gerindra dari SLTP ke bawah 10 persen, SLTA ke atas 11 persen.

Begitu juga pemilih Demokrat, berdasarkan hasil survei SMRC, partai ini dipilih oleh 6 persen dari yang berpendidikan menengah ke bawah, sedang kalangan menengah ke atas 7 persen. Sementara PAN justru lebih seimbang, yang memperoleh suara dari dua kelompok pendidikan masing-masing 2 persen.

Dan untuk partai-partai baru, survei SMRC memperlihatkan, pemilih mereka kecenderungan dari dukungan lebih kuat dari kalangan berpendidikan menengah ke atas 5 persen, dibanding menengah ke bawah 4 persen. Secara umum, lanjut Saiful, PDIP dan Golkar memiliki basis pemilih yang lebih kuat dari kalangan berpendidikan menengah ke bawah.

“Kelas sosial, diukur dari pendidikan, berpengaruh dalam perilaku memilih di Indonesia,” kata Saiful.

Elektabilitas parpol 

Untuk angka elektabilitas terakhir parpol, survei nasional terakhir Populi Center menempatkan PDIP di peringkat teratas dengan 15,7 persen. Setelah itu ada Gerindra dengan 12,6 persen, Golkar dengan 10,3 persen, PKB dengan 7,8 persen, Nasdem dengan 7,3 persen, PKS dengan 6,4 persen, dan Partai Demokrat dengan 6,3 persen.

Meski PDIP menempati urutan pertama, elektabilitas partai besutan Megawati Soekarnoputri ini mengalami penurunan dibandingkan pada Juli 2022 lalu yakni 21,2 persen. Penurunan juga terjadi pada Partai Gerindra, Golkar, dan PKB dibandingkan Juli lalu masing masing 13 persen, 12,2 persen dan 8,3 persen.

Di sisi yang lain, Partai Nasdem yang baru saja mengumumkan dukungannya kepada Anies Baswedan, mengalami sedikit peningkatan elektabilitas yakni satu persen dibandingkan pada Juli lalu 6,3 persen. Sedangkan Partai Demokrat stagnan di angka 6,3 persen dan PKS naik dibandingkan Juli lalu empat persen.

"Dalam konteks partai itu, di beberapa partai walaupun tidak terlalu mencolok, Nasdem alami kenaikan kalau dilihat walaupun hanya 1-2 persen kalau dibandingkan Juli dan Maret," ujar Peneliti Senior Populi Center Usep S. Ahyar dalam rilis, Rabu (26/10/2022).

Usep menduga kenaikan elektabilitas Nasdem ada hubungan positif dengan pencalonan terhadap Anies Baswedan yang juga mempunyai elektabilitas tinggi di Pilpres 2024. Dalam survei Populi, Anies Baswedan memiliki elektabilitas 29,2 persen atau posisi kedua setelah Ganjar Pranowo dengan 29,7 persen, disusul Prabowo Subianto 27,6 persen.

Dia menyebut, kenaikan ini dipengaruhi efek ekor jas atau coattail effect"Kalau dilihat pengalaman-pengalaman pilpres lalu, memang tokoh ini mempunyai coattail effect atau efek ekor jas yang dapat membawa partai yang mendukung itu memiliki potensi untuk menaikkan elektabilitas," ujarnya.

Karena itu, Usep menilai kenaikan elektabilitas ini bisa mendorong partai lain untuk segera menentukan calon presiden (capres). "Saya kira mungkin dengan fenomena seperti ini saya kira partai-partai lain itu sangat bagus jika misalnya segera menentukan calonnya agar lebih banyak calon yang diusung 2024," ujarnya.

 

photo
Serangan Elite PDIP kepada Ganjar Pranowo - (infografis republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement