Selasa 25 Oct 2022 18:09 WIB

Kata Pengamat Soal Peluang Aher Dampingi Anies Baswedan

Aher dinilai sulit memenuhi dua kriteria yang ditetapkan Anies sebagai pasangannya.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Ilham Tirta
Ahmad Heryawan.
Foto: Istimewa
Ahmad Heryawan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menanggapi terkait Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tampaknya berupaya mengusulkan Ahmad Heryawan (Aher) menjadi cawapres Anies Baswedan. Menurutnya, usulan PKS itu tampaknya tidak sesuai tiga kriteria yang diajukan Anies Baswedan.

"Tiga kriteria itu mampu berkontribusi memenangkan pemilu, perkuat stabilitas politik, dan mampu membantu menjalankan pemerintahan. Namun, dari tiga kriteria itu, ada dua kriteria yang sulit dipenuhi Ahmad Heryawan," katanya saat pada Selasa (25/10/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan, Aher belum memiliki elektabilitas. Setidaknya belum ada lembaga survei yang memunculkan elektabilitas Ahmad Heryawan. "Karena itu, keterpilihan Ahmad Heryawan sangat rendah. Hal ini akan menyulitkannya untuk berkontribusi memenangkan Pilpres," kata dia

Kedua, Aher juga sulit memperkuat stabilitas politik. Sebab, ia dan Anies sama-sama dari kelompok agama. Jadi, kalau Anies dan Aher berpasangan, maka ketertarikan dari nasionalis tidak terakomodir. Hal itu akan berpeluang mempersembahkan stabilitas politik.

"Karena itu, cawapresnya Anies sebaiknya berlatar belakang nasionalis dan militer. Dengan begitu akan berpeluang memperkuat stabilitas politik," kata dia.

Sementara untuk membantu menjalankan pemerintahan, tampaknya bukan masalah bagi Aher. Sebab, ia pernah menjadi gubernur Jawa Barat. "Pengalaman tersebut kiranya dapat membantunya untuk menjalankan pemerintahan," kata dia.

Tim kecil Partai Nasdem, Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah bersepakat ketiganya akan berkoalisi untuk pemilihan umum (Pemilu) 2024. Namun, belum ada kesepakatan terkait cawapres dari Anies Rasyid Baswedan.

"Tadi sepakatnya itu, cawapres bisa menyusul setelah deklarasi (koalisi). Begitu kesepakatannya," ujar Willy saat dihubungi, Selasa (25/10/2022).

Dalam pertemuan tim kecil tersebut, Partai Nasdem diwakili oleh Willy dan Sugeng Suparwoto. Sedangkan Partai Demokrat diwakili oleh Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman dan Iftitah. Sedangkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) datang 15 menit sebelum pertemuan tersebut berakhir.

Sementara PKS, diwakili oleh Wakil Ketua Majelis Syura PKS Muhammad Sohibul Iman, Ketua DPP PKS Pipin Sofian, dan juru bicara PKS Muhammad Kholid. Hadir pula Sudirman Said sebagai liaison officer (LO) atau naradamping dari pertemuan tersebut.

Kendati sudah sepakat untuk berkoalisi, pembahasan terkait cawapres untuk Anies disebutnya masih alot. Apalagi, Partai Demokrat mengusulkan AHY, sedangkan PKS menawarkan Ahmad Heryawan.

"Belum (ada keputusan soal cawapres), masih ada beberapa hal ya tentang cawapres tadi kita bahas. PKS mengusulkan nama Pak Ahmad Heryawan, Demokrat mengusulkan AHY, Nasdem sendiri kemudian ya kita serahkan kepada Pak Anies," ujar Willy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement