REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah mengomentari soal Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang duduk bersama dengan para petinggi Partai Demokrat, Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di acara pernikahan putri Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Aljufri, Ahad (16/10/2022). Dedi menilai komunikasi yang terjadi dalam pertemuan tersebut termasuk komunikasi politik ruang privat.
"Komunikasi politik mengenal dua ruang, privat dan publik, ruang privat bisa saja mendominasi keputusan politik, pertemuan di pernikahan adalah ruang privat itu, terlebih jika orang yang bertemu sedang memiliki kepentingan politik," kata Dedi kepada Republika.co.id, Senin (17/10/2022).
Dedi menilai pertemuan itu jelas lebih berdampak pada keputusan ketimbang kunjungan elit formil. Sebab, menurutnya ruang privat lebih kuat hubungan emosionalnya.
"Meskipun, tafsir pemasangan belum tentu ke arah Anies-AHY, bisa saja hanya pada tahap kesepakatan usung Anies dan cawapres bisa juga di luar Demokrat, terlebih jika nanti rivalitas yang dihadapi adalah tokoh yang kuat secara elektabilitas dan logistik," ujarnya.
Terlebih Anies juga telah bertemu Panglima TNI Andika Perkasa beberapa hari sebelumnya. Dedi menilai, AHY punya peluang lebih besar tidak di cawapres. Namun bisa saja duduk di kabinet yang akan disusun oleh koalisi nantinya jika menang Pemilu.
"Tetapi, jika ditimbang dua kandidat, AHY tentu lebih berasalan dipilih, elektabilitas bagus dan memimpin partai, meskipun dengan memilih AHY, maka diperlukan pihak lain yang kuat menyokong logistik," katanya.