Sabtu 22 Oct 2022 09:34 WIB

Pengamat: Anies Temui Jokowi Demi Hilangkan Citra Berseberangan

Apa yang dilakukan Anies juga dinilai untuk meningkatkan elektabilitas.

Rep: Febryan A/ Red: Agus raharjo
Jokowi mencoba MRT. Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kiri) Menko PMK Puan Maharani (kiri) dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) mencoba moda transportasi MRT dari Stasiun Bundaran HI-Lebak Bulus-Bundaran HI di Jakarta, Selasa (19/3/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Jokowi mencoba MRT. Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kiri) Menko PMK Puan Maharani (kiri) dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) mencoba moda transportasi MRT dari Stasiun Bundaran HI-Lebak Bulus-Bundaran HI di Jakarta, Selasa (19/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun menilai langkah Anies Baswedan menemui Presiden Joko Widodo untuk menghilangkan citra berseberangan. Menurut Ubed, selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, publik memposisikan Anies sebagai oposan terhadap Pemerintahan Jokowi.

Padahal, kata Ubed, penilaian semacam itu tidaklah tepat. Pasalnya, Anies dan Jokowi sebenarnya tidak berseberangan, justru keduanya dekat. "Ketika kini Anies berkomunikasi dengan Jokowi, tentu saja secara politik itu juga strategi untuk mengurangi citra bahwa Anies berseberangan dengan Jokowi," kata Ubed kepada wartawan di Jakarta, Jumat (21/10/2022).

Baca Juga

Ubed menjelaskan, Anies sebagai calon presiden perlu menghilangkan citra berseberangan dengan Jokowi itu. Sebab, Anies butuh simpati dan dukungan dari semua kalangan masyarakat, termasuk pendukung Jokowi, untuk bisa memenangkan Pilpres 2024.

"Saya kira, yang dilakukan Anies itu adalah upaya untuk mengeliminir pengikut Jokowi yang anti Anies," kata Ubed. "Jadi  yang dilakukan Anies itu adalah meningkatkan elektabilitas," imbuhnya.

Selain untuk memoles citra hubungannya, Ubed menilai pertemuan itu juga merupakan upaya Anies mendapatkan dukungan politik dari Jokowi. Meski sudah dideklarasikan sebagai calon presiden oleh Partai Nasdem, tentu saja Anies membutuhkan tambahan kekuatan politik.

"Mungkin Anies melihat bahwa Jokowi masih memiliki kekuatan politik. Meskipun saya tidak melihat bahwa Jokowi akan menentukan perubahan di 2024 karena beban persoalan negeri ini dalam satu tahun ini sampai ke depan sangat berat," ujar Ubed.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku telah bertemu mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Jumat (21/10/2022) sore. Dalam pertemuan itu, Anies berpamitan setelah menyelesaikan jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.

“O ya sore tadi pamit. Karena sebetulnya pekan yang lalu, tapi kan saya mengatur waktunya, tidak bisa, jadi baru tadi sore,” kata Jokowi kepada wartawan usai menghadiri HUT Partai Golkar di Jakarta International Expo, Jumat malam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement