Sabtu 22 Oct 2022 03:32 WIB

Dinkes Catat 23 Kasus Gagal Ginjal Akut Misterius di Jatim

Dinkes Jatim mencatat 23 kasus gagal ginjal akut dengan 12 anak meninggal

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Dinkes Jatim mencatat 23 kasus gagal ginjal akut dengan 12 anak meninggal. Ilustrasi.
Foto: Foto : Mardiah
Dinkes Jatim mencatat 23 kasus gagal ginjal akut dengan 12 anak meninggal. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur (Dinkes Jatim) Erwin Astha Triyono mengatakan pihaknya mencatat sebanyak 23 kasus gagal ginjal akut misterius pada anak usia 0 sampai 5 tahun.

"Data yang dimiliki Jatim sampai tanggal 20 Oktober pukul 09.30 WIB ada 23 kasus dengan rincian meninggal dunia 12 kasus dan sembuh delapan kasus. Sementara yang dirawat ada tiga kasus, yakni dua kasus di RS dr. Soetomo dan satu di RSSA (Rumah Sakit dr Saiful Anwar) Malang," ujar Erwin di Surabaya, Jumat (21/10/2022).

Baca Juga

Erwin mengatakan pasien yang sedang dirawat akibat gagal ginjal akut misterius tersebut berasal dari Jatim dan dari luar Jatim. Lebih lanjut, Erwin mengatakan data tersebut merupakan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) selama rentang beberapa bulan terakhir.

Meski banyak kasus, Dinkes Jawa Timur belum mengeluarkan edaran terkait adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) gagal ginjal akut misterius pada anak. "Belum (KLB). Itu semua tergantung (kasus naik atau tidak)," ujar dia.

Erwin menjelaskan gejala yang umum ditemukan pada anak gagal ginjal akut misterius adalah urine atau kencing yang berkurang. Ditambah dengan demam flu.

"Artinya, selama kita curiga itu kencingnya berkurang, bisa periksa ke dokter. Kalau kencingnya baik, tapi ada flunya ya tetap ke rumah sakit," kata dia.

Dia menyarankan masyarakat untuk tidak mengobati sendiri jika anaknya sakit, lebih baik dibawa ke dokter agar dapat dianalisa lebih lanjut. "Jadi, saran saya untuk masyarakat kalau sakit apa pun jangan diobati sendiri. Kalau perlu dianalisis dokter agar bisa diketahui lebih awal," kata dia.

Adapun langkah pencegahan penyakit tersebut, kata dia, perilaku hidup bersih dan sehat. "Jadi, dengan adanya cuaca ini diupayakan untuk nutrisi bagus, hindari kontak udara dingin berlebihan, jadi anak tetap sehat. Kalau ada gejala flu ke dokter terdekat," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement