Jumat 21 Oct 2022 17:50 WIB

Dokter: Etilen Glikol Sebabkan Gangguan Ginjal Akut Masih Dugaan

Penyebab pasti gangguan ginjal akut misterius ini masih diselidiki.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ilham Tirta
Kasus gangguan ginjal akut misterius.
Foto: Republika
Kasus gangguan ginjal akut misterius.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Anak dari Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Ernie Setyawati menegaskan, belum ada pernyataan resmi etilen glikol dan dietil glikol dalam obat sirop yang menyebabkan gangguan ginjal akut misterius pada anak. Etilen glikol dan dietil glikol masih diduga menyebabkan anak-anak menderita gangguan ginjal akut misterius.

"Dari beberapa sampel, memang ada obat yang diminum penderita (gangguan ginjal akut misterius) mengandung zat yang dianggap bisa menyebabkan gangguan ginjal seperti etilen glikol dan dietil glikol. Tetapi belum ada pernyataan resmi apakah itu menyebabkan gangguan ginjal akut progresif misterius," ujar Ernie dalam konferensi virtual, Jumat (21/10/2022).

Baca Juga

Ia menambahkan, penyebab pasti gangguan ginjal akut misterius ini masih diselidiki. Artinya, penyebab anak yang mengalami gangguan ginjal masih belum bisa dipastikan.

Lebih lanjut, ia menyebutkan penderita yang terdiagnosis gangguan ginjal progresif sampai 18 Oktober 2022 sebanyak 206 anak yang tersebar di 20 provinsi. Kemudian, penderita gangguan ginjal akut yang meninggal dunia yaitu sebanyak 99 anak.

Ia mengakui persentase kematian akibat gagal ginjal misterius cukup tinggi, hampir 50 persen. "Sehingga, ini termasuk gawat ini karena parah dimana fatalitasnya sampai hampir 50 persen," ujarnya.

Terkait ciri-ciri gejala gangguan ginjal akut misterius, ia menyebutkan pada umumnya mengalami infeksi saluran pernapasan atas, demam, batuk, pilek, sesak atau infeksi saluran pencernaan, misalnya mencret. Kemudian, gejala gangguan fungsi ginjal juga bisa dilihat produksi urine yang menurun.

"Kalau bisa diukur, penurunan produksi urine di bawah 0,5 cc per kg berat badan per jam. Jadi, produksi urine selama 6 sampai 12 jam kurang dari 10 cc," katanya.

Kemudian, anak yang menderita gangguan ginjal akut misterius juga belum buang air besar (BAB), buang air kecil (BAK) di siang hari selama 6 hingga 8 jam. Karena itu, ia meminta anak-anak di bawah 18 tahun yang mengalami gejala gangguan ginjal seperti infeksi saluran pernapasan, gangguan pencernaan, hingga demam sebaiknya memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan untuk diperiksa lebih lanjut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement