Jumat 21 Oct 2022 16:31 WIB

Mahfud MD: Dukungan Umat Islam dan Santri Diperhatikan dalam Kontestasi Politik

Kalangan santri di Indonesia juga mengalami kemajuan luar biasa saat ini.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ilham Tirta
Menkopolhukam, Moh Mahfud MD.
Foto: Humas Undip
Menkopolhukam, Moh Mahfud MD.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan,  Mahfud MD menyebut suara umat Islam, termasuk santri memiliki pengaruh yang kuat. Mahfud menyebut, termasuk setiap kontestasi politik di Indonesia selalu memperhatikan dukungan umat Islam.

"Kontestasi politik di Indonesia itu selalu memperhatikan dukungan umat Islam dan kaum santri, tidak mungkin orang ikut kontestasi politik kok mengatakan saya tidak mau santri' 'saya tidak mau Islam', itu tidak mungkin," ujar Mahfud dalam sambutannya di acara peringatan Hari Santri di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Jumat (21/10/2022).

Baca Juga

Dia menjelaskan, saat ini kalangan santri di Indonesia juga mengalami kemajuan luar biasa. Mahfud mengatakan, mobilitas sosial santri saat ini sudah meningkat di berbagai sektor dibandingkan saat masa lalu hanya bidang keagamaan.

"Ini bukti bahwa umat Islam itu tidak dibenci dan tidak ditakuti di dalam proses politik di negeri ini, melainkan selalu diperhitungkan peran-perannya," ujarnya.

Dia mengatakan, jika santri di masa lalu hanya bisa bekerja di unit sektor keagamaan, maka saat ini sudah banyak bekerja lintas sektor. Saat ini, kata Mahfud, sudah banyak santri yang mampu menduduki berbagai profesi mulai swasta hingga pemerintahan.

"Bukan hanya bekerja dalam hal-hal urusan agama dalam arti sempit, tapi sudah masuk ke seluruh sektor kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Mahfud.

Bahkan, kata dia, santri juga berhasil menjadi pejabat, akademisi, politisi, kepala daerah, dan lainnya. Bahkan tidak sedikit, kata Mahfud, berhasil menduduki jabatan tinggi seperti presiden, wakil presiden, hingga menteri.

"Ada yang sudah jadi presiden, wakil presiden, masuk ke berbagai profesi menjadi saudagar, pejabat, akademisi, pimpinan ormas, politisi gubernur bupati wali kota, dan bahkan ada yang sastrawan seniman yang sangat berpengaruh di Indonesia," ujar Mahfud.

Dia melanjutkan, perkembangan juga tidak hanya dari santri, tetapi juga lembaga pondok pesantren tempat bernaung para santri. Saat ini, banyak pondok pesantren modern dengan kurikulum dan teknologi yang canggih.

Karena itu, banyak pondok pesantren saat ini menjadi tujuan untuk menimba ilmu.

"Sekarang pondok pesantren sudah terdiri dari bangunan-bangunan megah, bahkan dilengkapi dengan sekolah-sekolah yang memberi kurikulum umum dengan akreditasi umum, dengan laboratoritum yang sangat lengkap, baik laboratorium kompuuter maupun laboratorium bahasa," ujarnya.

Karena itu, Mahfud menegaskan, tidak ada diskriminasi terhadap kaum muslim khususnya santri di Indonesia. Menurutnya, kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia sudah seperti budaya santri.

Dia mencontohkan, budaya berpakaian muslimah hampir setiap tempat, mengucapkan salam, pembacaan tilawatil alquran dan doa-doa juga tidak pernah absen dalam penyelenggaraan acara. Bahkan, kata Mahfud, Pemerintah dalam hal ini Presiden Joko Widodo dan Ma'ruf Amin sering mengundang santri ke Istana Negara.

"Dengan demikian tidak ada diskriminasi terhadap kaum muslimin, semua boleh berkontestasi secara demokratis," ujarnya.

\"Tidak ada lagi rasa takut terhadap Islam, karena tidak ada Islamofobia di negara ini yang dilakukan oleh negara,\" ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement