Jumat 21 Oct 2022 00:55 WIB

Tiga Anak di Malang Terpapar Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal 

Secara keseluruhan, ada sembilan kasus GGAPA yang ditangani di RSSA Kota Malang.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Friska Yolandha
Dokter mengecek kondisi anak yang dirawat dengan dugaan gagal ginjal akut. Sebanyak tiga anak di Malang dilaporkan telah terpapar Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA).
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Dokter mengecek kondisi anak yang dirawat dengan dugaan gagal ginjal akut. Sebanyak tiga anak di Malang dilaporkan telah terpapar Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sebanyak tiga anak di Malang dilaporkan telah terpapar Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA). Hal ini diungkapkan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Malang, Husnul Muarif kepada wartawan, Kamis (20/10/2022). Husnul mengatakan, kasus ini merupakan laporan yang terangkum sejak Agustus sampai 17 Oktober 2022. 

"Kalau di Malang, ini kita kemarin mencoba untuk (melihat kasus) di RSSA (RSUD Saiful Anwar)," kata Husnul di Balai Kota Batu.

Baca Juga

Secara keseluruhan, kata dia, ada sembilan kasus GGAPA yang ditangani di RSSA Kota Malang. Jumlah ini terdiri atas tiga anak dari Malang, empat anak dari Blitar dan masing-masing satu anak dari Pasuruan serta Sidoarjo. Untuk kategori usia, lima anak di bawah enam tahun sedangkan lainnya di atas enam tahun.

Husnul sendiri tidak mengetahui kondisi pasti dari para pasien GGAPA. Hal yang pasti para pasien terutama dari Malang mendapatkan penanganan di RSSA. 

Pada kesempatan lain, Dokter Spesialis Anak RSSA Malang, Susanto Nugroho mengatakan, saat ini ada satu anak yang masih menjalani perawatan dengan kecurigaan mengarah ke GGAPA. Hal ini didasarkan kriteria yang dikategorikan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Selain satu anak yang masih dirawat, Susanto mengungkapkan, sebenarnya masih ada sejumlah kasus anak-anak yang terindikasi mengidap penyakit tersebut. Namun data-data tersebut masih dalam proses penghimpunan. Hal ini dilakukan mengingat para pasien merupakan rujukan dari RS lainnya di Malang Raya dan sekitarnya.

Sementara itu, Ahli Nefrologi Anak RSSA Malang, Krisni Subandiyah mengungkapkan, mayoritas anak yang ditangani di RSSA berusia di bawah lima tahun. Sebagian besar mengalami gejala demam, diare, batuk dan pilek. Kemudian juga dilaporkan mengalami muntah disertai penurunan secara cepat produksi urine.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement