REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, pihaknya telah mengidentifikasi kasus gagal ginjal akut sejak Januari hingga 19 Oktober lalu. Berdasarkan penghitungan, ada setidaknya 71 kasus terlaporkan dengan rentang usia bawah lima tahun (balita) sekitar 85 persen atau 60 kasus.
"Sebanyak 11 kasus atau 15 persen adalah usia lima hingga 18 tahun," kata Widyastuti kepada awak media di Jakarta, Kamis (20/10/2022).
Menurut Widyastuti, dari total kasus yang ada, sekitar 40 anak dilaporkan meninggal dunia sejak Januari lalu. Hingga kini, setidaknya ada sekitar 16 anak yang masih dalam perawatan di DKI.
Dalam perkiraan Dinkes DKI, menurut dia, jumlah kasus itu muncul bertahap, meski belum bisa dipastikan. Khusus Januari ada sekitar dua kasus, Februari nihil, lalu Maret satu, dan April tiga kasus.
"Mei kosong, Juni dua, dan Juli satu. Paling banyak di Agustus ada 10, September 21, dan Oktober 31 kasus," tuturnya.
Mengapa kasusnya semakin banyak? Widyastuti menjelaskan itu terjadi karena sudah ada edaran lengkap dari Ikatan Dokter Anak Indonesia dan Kemenkes. Anak-anak yang dicurigai menderita gangguan ginjal akut misterius mendapatkan tata laksana perawatan sesuai dengan petunjuk yang telah dikeluarkan Kemenkes.