Kamis 20 Oct 2022 06:33 WIB

Ganjar-Airlangga Dinilai Representasikan Ideologi Nasionalis

KIB dinilai memang disiapkan untuk mendukung Ganjar Pranowo.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus raharjo
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri ketiga) didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kanan ketiga) menyebar apem saat Tradisi Sebar Apem Yaa Qawiyyu di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (16/9/2022). Sekitar 6,5 ton apem disebar dalam Tradisi Sebar Apem Yaa Qawiyyu untuk mengenang tokoh penyebar agama Islam, Kyai Ageng Gribig setiap bulan Sapar penanggalan Jawa.
Foto: ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri ketiga) didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kanan ketiga) menyebar apem saat Tradisi Sebar Apem Yaa Qawiyyu di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (16/9/2022). Sekitar 6,5 ton apem disebar dalam Tradisi Sebar Apem Yaa Qawiyyu untuk mengenang tokoh penyebar agama Islam, Kyai Ageng Gribig setiap bulan Sapar penanggalan Jawa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), A Khoirul Umam, menilai wacana pengusungan  Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto bakal memunculkan tantangan pada basis elektoral. Hal tersebut mengingat Ganjar dan Airlangga dikenal sebagai sosok yang kurang merepresentasikan politik Islam.

Sebab, keduanya lebih dekat dengan politik nasionalis. "Kedua, Ganjar-Airlangga cukup kuat di sisi garis ideologi nasionalis," kata Umam dalam keterangannya, Rabu (19/10/2022).

Baca Juga

Umam mengatakan dua partai anggota KIB memang bercorak Islam yakni PAN dan PPP. Namun, kedua partai tersebut akan menghadapi dilema ketika KIB memutuskan untuk mengusung Ganjar-Airlangga.

"Dalam konteks ini, benarkah PPP dan PAN bisa bisa menerima komposisi tersebut? Mengingat dukungan mereka terhadap komposisi capres yang lebih berat garis ideologis nasionalis berpeluang mempengaruhi sikap basis pemilih loyal mereka yang bercorak politik Islam," ujarnya.

Menurutnya pengusungan Ganjar-Airlangga berpotensi membuat dukungan elektoral kedua partai tersebut melemah. Hal itu sebagai dampak dari KIB yang condong pada garis politik nasionalis.

"Jika PPP dan PAN mau mendukung, artinya mereka siap dengan segala konsekuensi, termasuk potensi split ticket voting yang pada akhirnya berdampak pada melemahnya basis pemilih loyal masing-masing partai politik Islam," ucapnya  

Selain itu, menguatnya wacana pengusungan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto oleh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) semakin membuktikan arah politik KIB.

"Orientasi politik Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) semakin tidak bisa ditutup-tutupi, bahkan koalisi ini memang dipersiapkan untuk mendukung Ganjar Pranowo," tutur Umam.

Meski demikian, Umam menyebut adanya persoalan lain ketika KIB hendak mengusung Ganjar Pranowo yakni komposisi capres-cawapres dan posisi politik PDIP.

"Ganjar-Airlangga memang cukup menjanjikan. Namun, ada dua pertimbangan yang belum dikalkulasikan. Pertama, benarkah PDIP mau memberikan cek kosong kepada Ganjar, dengan melupakan Puan Maharani begitu saja?" tegas Dosen Universitas Paramadina itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement