Rabu 19 Oct 2022 16:49 WIB

Tiga Kasus Gangguan Ginjal Akut di DIY Sembuh

Pasien gangguan ginjal akut yang sudah pulang masih harus dimonitor ketat.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Indira Rezkisari
RSUP Dr Sardjito Yogyakarta sudah merawat 13 pasien gangguan ginjal akut anak.
Foto: Yusuf Assidiq.
RSUP Dr Sardjito Yogyakarta sudah merawat 13 pasien gangguan ginjal akut anak.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kasus gangguan ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak di DIY mencapai 13 kasus. Seluruh kasus tersebut ditangani di RSUP Dr Sardjito, Kabupaten Sleman.

"Dari 13 kasus tersebut, enam kasus merupakan warga DIY. Namun, tujuh kasus lainnya merupakan warga dari luar DIY yakni berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat.

Baca Juga

RSUP Dr Sardjito melaporkan bahwa tiga kasus dilaporkan sudah sembuh. Spesialis Anak RSUP Dr Sardjito, Kristia Hermawan mengatakan, pasien yang sudah dinyatakan sembuh ini sebelumnya menjalani prosedur cuci darah.

Meski sudah dinyatakan sembuh, kasus tersebut masih dalam pemantauan dokter. Hal ini mengingat pasien-pasien tersebut juga mengalami gangguan pada fungsi organ lainnya.

"Pasien dinyatakan sembuh saat ini bebas cuci darah, tapi ada fungsi organ lain yang harus dimonitor, anaknya juga mengalami gangguan kesadaran. Sadar, tapi secara kontak belum kurang baik, meskipun sudah tidak kembali fungsi ginjalnya 100 persen, tapi sudah masuk dalam kondisi normal," kata Kristia di Gedung Administrasi RSUP Dr Sardjito, Sleman, Rabu (19/10/2022).

Sedangkan, untuk kasus meninggal bertambah satu kasus pada 19 Oktober 2022 ini. Tambahan tersebut menjadikan total kematian dari kasus gangguan ginjal akut misterius ini di DIY mencapai enam kasus. "Pagi ini meninggal (satu kasus) karena ada komplikasi di organ-organ lain," ujarnya.

Dari enam kasus meninggal dunia ini, tiga orang merupakan warga DIY yakni satu kasus dari Sleman dan dua kasus lainnya dari Kabupaten Bantul. "Enam kasus meninggal dunia berasal dari Temanggung, Wonogiri, Slawi, Sleman, Piyungan dan Sedayu (Bantul). Usia yang dari DIY, Sleman usianya 10 tahun satu bulan dan berkaitan dengan Covid-19, bantul usia 11 bulan dan tujuh bulan," jelasnya.  

Empat kasus lainnya saat ini masih menjalani perawatan intensif di RSUP Dr Sardjito. Kasus yang saat ini masih dirawat menjalani prosedur cuci darah dan dalam pemantauan.  

"Empat anak masih menjalani rawat inap dengan rincian satu di perawatan intensif dan tiga anak di perawatan biasa," tambah Kristia.

Pakar Neurologi Anak RSUP Dr Sardjito, Retno Palupi mengatakan, peningkatan kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak ini terjadi sejak September 2022. Sebagian besar, gangguan ginjal akut misterius ini terjadi pada anak usia di bawah lima tahun.

Penyebab dari gangguan ginjal akut misterius ini juga belum dapat dipastikan. Setiap kasus yang ditangani di Sardjito, katanya, dilaporkan kepada pemerintah pusat untuk dilakukan identifikasi lebih lanjut penyebab dari gangguan tersebut.

"Kami melihat pada anak-anak balita, saat ini dari IDAI dan Kemenkes sudah melakukan penelusuran untuk melihat atau mengetahui penyebabnya dan masih dalam investigasi. Karena tidak mudah untuk mencari klausanya, sehingga butuh waktu untuk bisa melakukan konfirmasi penyebab itu sendiri," kata Palupi.

Terkait dengan kasus yang sudah dilaporkan sembuh, pihaknya masih terus melakukan monitoring. "Pada anak-anak karena mereka kecil dan membutuhkan recovery lebih panjang. Beberapa anak memang ada yang sudah sembuh, namun memang masih perlu berhati-hati," ujarnya.

Koordinator Pelayanan Medis RSUP Dr Sardjito, Purjanto Tepo Utomo mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan antisipasi terkait dengan gangguan ginjal akut misterius ini. Pihaknya telah menyiapkan berbagai sarana dan prasarana, termasuk tenaga ahli yakni dokter spesialis anak untuk menangani pasien yang dibawa ke Sardjito.

"Intinya kita Sardjito siap menerima pasien-pasien yang mengalami hal tersebut, harapannya semua bisa ditangani dengan baik. Kami menyiapkan diri untuk segala kemungkinan menghadapi kasus ini," kata Tepo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement