Selasa 18 Oct 2022 05:00 WIB

Jokowi: Netralisasi Kenaikan Harga Beras

Kenaikan harga beras saat ini disebabkan banyak faktor di lapangan.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus Yulianto
Calon pembeli mengecek kualitas beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Senin (17/10/2022).
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Calon pembeli mengecek kualitas beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Senin (17/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian, Badan Pangan Nasional, serta Bulog agar melakukan intervensi untuk menurunkan harga beras yang saat ini mengalami kenaikan. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Presiden meminta agar Bulog melakukan penyerapan dan pembelian beras semaksimal mungkin dari para petani.

“Persoalannya bapak Presiden tadi menanyakan, kenapa harganya bisa naik," kata Mentan Syahrul usai mengikuti rapat terbatas, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/10).. 

"Oleh karena itu, tadi diminta Bulog untuk melakukan intervensi pembelian semaksimal mungkin. Sehingga, dari posisi itu katakanlah netralisasi harga, dan lain-lain bersama Mendag,: sambung dia.

Syahrul juga memastikan, ketersediaan beras nasional saat ini pun masih mencukupi dan aman. Bahkan, kata dia, stok beras mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Menurut Syahrul, kenaikan harga beras saat ini disebabkan oleh banyak faktor di lapangan. Salah satunya yakni karena adanya kenaikan biaya logistik, transportasi, dan lain-lain.

“Kita diperintahkan sama-sama turun, Mendag, Mentan, Badan Pangan Nasional, dan Bulog untuk melakukan netralisasi di bawah Pak Menko,” kata dia.   

Selain itu, Presiden juga menginstruksikan, agar Bulog meningkatkan penyerapan beras dari petani hingga lebih dari 1,2 juta ton. Saat ini, stok beras di Bulog diketahui sekitar 800 ribu ton.

Menurut Syahrul, dalam rapat ini Jokowi mengarahkan agar petani mendapatkan prioritas penyerapan. Sehingga, harga beras di tingkat petani menjadi lebih baik.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement