REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) berharap langkah ikut serta melakukan investigasi mengenai tragedi di Stadion Kanjuruhan, kabupaten Malang, Jawa Timur pada Sabtu 1 Oktober 2022 dapat memperbaiki dunia sepak bola Indonesia. Komnas HAM mengharapkan tragedi Kanjuruhan menjadi momentum perbaikan sepak bola nasional.
"Jadi, (investigasi oleh Komnas HAM) bukan hanya fokus terhadap mengungkap tragedi Kanjuruhan, melainkan juga diharapkan bagaimana kemudian sebagai momentum untuk perbaikan persepakbolaan Indonesia," ujar anggota Komnas HAM Beka Ulung Hapsara dalam konferensi pers di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis (13/10/2022).
Untuk mewujudkan harapan tersebut, dalam melakukan investigasi, Komnas HAM tidak hanya meminta keterangan dari pihak yang terkait langsung dengan tragedi Kanjuruhan. Tetapi juga melibatkan pihak-pihak yang berkaitan dengan dunia sepak bola di Tanah Air, seperti APPI.
Pada sore ini, kata Beka, Komnas HAM telah meminta keterangan dari Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI). Dalam kesempatan itu, Komnas HAM meminta keterangan dari APPI mengenai respons mereka terhadap tragedi Kanjuruhan serta pengalaman-pengalaman dari pemain terkait dengan pelaksanaan kompetisi yang ada di Indonesia.
"Saya kira ini proses memperkaya keterangan karena kami juga ingin memanfaatkan momentum ini untuk perbaikan sepak bola di Indonesia," ujar dia.
Anggota Komnas HAM Choirul Anam menambahkan Komnas HAM juga meminta keterangan dari APPI mengenai hubungan antara komunitas sepak bola dan komunitas penjaga keamanan pertandingan sepak bola.
"Dari APPI, kami menanyakan soal bagaimana hubungan antara komunitas sepak bola dengan komunitas keamanan, sampai level apa, di level mana, di titik mana, terus penggunaan alatnya kayak apa, dan lain sebagainya. Nah itu, semuanya kami dapatkan hari ini," tutur Anam.
Adapun seluruh keterangan tersebut secara mendetail akan dimuat dalam laporan akhir pemantauan dan penyelidikan dari Komnas HAM mengenai tragedi Kanjuruhan.