Jumat 14 Oct 2022 04:20 WIB

131 Balita Kena Gangguan Ginjal, KPAI Desak Pemerintah Usut Penyebabnya

Sebanyak 131 balita alami gangguan ginjal akut misterius.

Rep: Dian Fath Risalah, Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Reiny Dwinanda
Anak sakit (ilustrasi). Kemenkes mencatat per 3 Oktober 2022, ada tiga tambahan kasus gangguan ginjal akut.
Foto:

Sementara itu, dokter spesialis anak Kurniawan Satria Denta mengatakan, penyebab kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak belum bisa diketahui pasti. Ia menilai penyebab pasti kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak-anak di Tanah Air masih perlu dilacak lebih lanjut.

"Karena produk-produk yang dicurigai mengandung etilen glikol tidak dijual untuk pemakaian anak-anak di Indonesia," ujarnya kepada Republika.co.id, Kamis (13/10/2022).

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengatakan, dugaan awal kasus ini dipicu oleh konsumsi obat yang mengandung etilen glikol. Dugaan tersebut berdasarkan hasil diskusi dengan tim dari Gambia yang memiliki kasus serupa.

Di Gambia, 69 anak meninggal karena kasus gagal ginjal karena mengonsumsi obat batuk produksi India yang mengandung senyawa kimia tersebut. Untuk memastikannya, saat ini Kemenkes sedang berkoordinasi dengan ahli dari organisasi kesehatan dunia PBB (WHO) yang melakukan investigasi kasus serupa di Gambia.

Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memastikan sirup obat untuk anak yang terkontaminasi dietilen glikol dan etilen glikol di Gambia, Afrika, tidak beredar di Indonesia. Sirup obat batuk-pilek untuk anak yang disebutkan dalam informasi dari WHO terdiri dari Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup. Keempat produk tersebut diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited, India.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement