REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya agar berhati-hati dalam memutuskan setiap keijakan di tengah kondisi ekonomi yang sulit saat ini. Ia pun menyoroti polemik konversi kompor listrik yang sempat terjadi beberapa waktu lalu.
Menurut dia, konversi kompor listrik memang diperlukan. Namun, pelaksanaannya harus dilakukan dengan tepat. Ia mengatakan, saat ini bukan waktu yang tepat untuk mengalihkan kompor LPG ke kompor listrik.
“Sekarang ini semuanya sensitif. Urusan kemarin misalnya, yang berkaitan dengan kompor listrik itu betul bahwa kita harus konversi, tetapi timing-nya bukan sekarang,” kata Jokowi saat Sidang Kabinet Paripurna yang diunggah melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden pada Rabu (12/10).
Jokowi mengatakan, pengalihan kompor LPG 3 kg ke kompor listrik juga akan berdampak pada pengalihan golongan daya listrik dari 450 volt ampere (VA) menjadi di atas 1.800 VA. Peralihan yang tiba-tiba itupun akan membuat masyarakat kaget, apalagi di tengah situasi yang semakin sulit saat ini.
“Kompornya 1.800 artinya apa? Kita akan merubah dari yang biasanya memakai 450 (VA) menjadi pemakai di atas 1.800 (VA). Di rakyat hal-hal seperti itu menjadi sebuah guncangan,” ujarnya.
Karena itu, Jokowi kembali mengingatkan agar jajarannya berhati-hati dalam mengambil setiap kebijakan.
“Hati-hati, jadi seperti ini memang harus, yang berkaitan dengan rakyat hati-hati policy-nya,” tambah dia.
Sebelumnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) telah membatalkan program pengalihan kompor LPG 3 kg ke kompor listrik. Langkah ini dilakukan guna menjaga kenyamanan masyarakat dalam pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.
“PLN memutuskan program pengalihan ke kompor listrik dibatalkan. PLN hadir untuk memberikan kenyamanan di tengah masyarakat melalui penyediaan listrik yang andal,” ujar Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo.