Selasa 11 Oct 2022 11:19 WIB

Gubernur Lemhannas Ajak Semua Negara Meninggalkan Permusuhan

Andi Widjajanto mengutip Menlu Retno cara mengatasi krisis yang melanda dunia 2023.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto.
Foto: Dok Lemhannas
Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Andi Widjajanto, mengatakan, sebagaimana yang disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi di Sidang Umum PBB 2022, kolaborasi antarnegara merupakan solusi dalam mengatasi krisis yang diprediksi melanda dunia pada tahun 2023 mendatang.

"Ayo, tinggalkan kompetisi dan permusuhan. Mari, kita menuju ke kolaborasi (untuk mengatasi krisis global). Itu yang disampaikan oleh Ibu Menteri Luar Negeri di sidang umum PBB tahun ini di New York," ujar Andi dalam sambutan di Seminar Nasional Program Pendidikan Reguler AngkatanLXIV Lemhannas RI Tahun 2022 bertajuk 'Kolaborasi/Kepemimpinan G20: Konektivitas dan Rantai Kolaborasi' di Gedung Pancagatra Lemhannas, Jakarta Pusat, Selasa (11/10/2022).

Adapun krisis yang diprediksi melanda dunia pada 2023, kata Andi, adalah krisis pangan, energi, dan finansial, seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo saat memberikan amanat dalam upacara peringatan HUT Ke-77 TNI pada 5 Oktober 2022. Dia juga menyampaikan, seluruh negara di dunia dihadapkan pada ancaman krisis yang semakin kompleks.

Hal itu akibat dampak dari pandemi Covid-19 dan dinamika geopolitik global yang tengah bergejolak. Oleh karena itu, menurut Andi, sebagai negara yang memegang keketuaan G20 pada tahun ini, Indonesia diharuskan bekerja keras agar forum itu mampu terlaksana dengan baik. Bahkan, Indonesia wajib memberikan solusi agar mampu membawa dunia menghadapi segala tantangan yang ada.

Dalam kesempatan yang sama, Andi menyampaikan, Lemhannas berusaha mencarikan solusi atas ancaman krisis global itu. Salah satunya, melalui penyelenggaraan seminar pada hari ini. Dia berharap, seminar tersebut dapat menghasilkan rekomendasi langkah lebih lanjut bagi Indonesia serta negara lainnya dalam melakukan interaksi positif dan kolaborasi sebagai solusi untuk menghadapi ancaman krisis global.

Selain itu pembahasan mengenai tema seminar tersebut juga diharapkan mampu menawarkan solusi bagi negara dunia agar terhindar dari dampak krisis global yang lebih kompleks. "Semoga yang menjadi tema dari seminar nasional tentang G20 pagi ini, tentang konektivitas, dan tentang rantai pasok global bisa menjadi tawaran solusi untuk mencegah dunia masuk ke krisis yang lebih dalam," ujar Andi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement