Senin 10 Oct 2022 03:51 WIB

Komisi X Sayangkan Sikap PSSI yang tak Merasa Bersalah

Peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan merupakan tragedi kemanusiaan

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
Kelompok suporter menyalakan lilin dan melakukan aksi Doa Bersama Solidaritas Untuk Suporter Arema di Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (7/10/2022). Aksi tersebut sebagai aksi solidaritas antar suporter dan bentuk keprihatinan atas tragedi suporter sepak bola Arema di Stadion Kanjuruhan Malang yang menewaskan 131 korban jiwa.
Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha
Kelompok suporter menyalakan lilin dan melakukan aksi Doa Bersama Solidaritas Untuk Suporter Arema di Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (7/10/2022). Aksi tersebut sebagai aksi solidaritas antar suporter dan bentuk keprihatinan atas tragedi suporter sepak bola Arema di Stadion Kanjuruhan Malang yang menewaskan 131 korban jiwa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda mengatakan, seharusnya Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menjadi salah satu pihak yang bertanggung jawab atas tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Karenanya, ia menyayangkan sikap PSSI yang dianggap merasa tidak bersalah atas tragedi tersebut.

"Saya menangkap PSSI tidak merasa bersalah, padahal panpel dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) kan bagian dari tubuh mereka sendiri. Yang mengatur dan merencanakan kan PSSI," ujar Huda lewat keterangannya, Ahad (9/10).

Baca Juga

Ia menegaskan, peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan merupakan tragedi kemanusiaan. Sehingga, tidak tepat jika PSSI hanya memikirkan ada atau tidaknya sanksi untuk Indonesia.

Karenanya, ia meminta agar PSSI melakukan perbaikan tata kelola sepak bola di Indonesia. Tragedi di Stadion Kanjuruhan ini menurutnya adalah cambuk, bahwa sepak bola Indonesia perlu berbenah.

"Harus ada perubahan sistemik bagi masa depan pengelolaan sepak bola kita. Ini tragedi terburuk abad ke-21 dalam konteks sepak bola. Kejadian ini harus menginspirasi perubahan total tata kelola sepak bola Indonesia," ujar Huda.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, pemerintah dan Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) akan membentuk tim transformasi sepak bola Indonesia. Selama proses pembentukan tim transformasi sepak bola Indonesia, FIFA akan berkantor di Indonesia.

Hal itu menjadi salah satu poin dalam surat yang dikirimkan oleh FIFA kepada Jokowi sebagai tindak lanjut pembicaraan per telepon yang dilakukan Jokowi dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino, pada 3 Oktober 2022 lalu.

“FIFA bersama-sama dengan pemerintah akan membentuk tim transformasi sepak bola Indonesia dan FIFA akan berkantor di Indonesia selama proses-proses tersebut,” ujar Jokowi dalam pernyataan pers di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (7/10/2022).

Selain itu, dalam surat tersebut juga disampaikan bahwa sepak bola Indonesia tidak dikenakan sanksi oleh FIFA pascatragedi sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada 1 Oktober 2022 lalu. “Berdasarkan surat tersebut, alhamdulillah sepak bola Indonesia tidak dikenakan sanksi oleh FIFA,” kata Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement